Thursday, December 15, 2011

#TheStory (Part 11: Something about his past)

Ternyata dia....Joshua. Biasanya dipanggil Josh. Setau Nisha, Josh adalah kakak kelasnya. Kalo di liat-liat Josh juga ganteng, pintar dan postur tubuhnya juga seperti Cody...wait,wait. Kenapa gue jadi banding-bandingin Josh sama Cody? Yeah, Whatever.

"Gue boleh duduk disini nggak?" tanyanya lagi.

"Eh, iya, boleh kok, kak" jawab Nisha.

"Santai aja kali sama Gue" kata Josh. Ia pun langsung duduk.

"Oke kak" kata Nisha dan kemudian melanjutkan makannya. 

"Okay, ini bener-bener nggak enak. Mana gue diliatin sama anak-anak lain lagi" kata Nisha dalam hati.

"Nama lo Nisha kan?" tanya Josh santai.

"Iya kak" 

"Kelas 8A kan?" tanyanya lagi.

"Iya kak" Jawab Nisha.

"Eh, btw you can call me Josh, dont use the "kak" word, okay?" kata Josh sambil memakan mie nya yang dibelinya tadi.

"Oke kak- eh, Josh" balas Nisha ragu-ragu. Sebenarnya ia tidak enak dengan hanya memanggil nama panggilan ke kakak kelasnya yang satu ini, karena rasanya tidak sopan. Tetapi karna dia yang meminta, apa boleh buat?

"Lama-lama juga kebiasaan kok,Sha" kata Josh.

"Iya, btw aku harus ngomong sama kamu pake "aku/kamu" atau "gue/lo"? tanya Nisha.

"aku/kamu aja biar keliatan lebih...hmm..nevermind,hahaha" jawab Josh dan kemudian tertawa.

"oke deh" Nisha kemudian melanjutkan makanannya yang daritadi belum selesai.

"kamu kenal ya sama Cody & Jason?" tanya Josh setelah beberapa menit mereka berdiam dan hanya memakan makanan di depan mereka.

"Iya, emang kenapa? kamu kenal sama mereka?" Nisha bertanya balik.

"Kenal lah, tapi nggak terlalu deket, paling kita kadang cuma sekedar ngomong doang kalo ketemu" jawab Josh tenang.

"Ohh,..gituu" jawab Nisha. Makanannya sudah habis dan ia ingin berpamitan dengan Josh karena ia ingin cepat-cepat ke kelasnya.

"Aku-" kata Nisha dan Josh berbarengan. Mereka kemudian tertawa.

"Kamu duluan aja yang ngomong" kata Josh.

"Kamu aja duluan" kata Nisha juga. Mereka sama-sama tertawa karena sudah kedua kalinya mereka mengatakan hal yang sama dalam waktu berbarengan.

"Okay, kalo gitu. To the point aja ya,Sha. Aku boleh minta no HP kamu nggak? Nggak juga gapapa kok" tanya Josh.

"Boleh kok" jawab Nisha. Ia kemudian memberi tau no HPnya dan Jason juga memberikan no HP nya.

"Sip deh, Thanks,Sha" ucap Josh, lalu mengembalikan HP-nya ke kantong celananya.

"Giliran aku ya? Jadi, Aku cuma mau pamitan, hehe, mau balik ke kelas aku duluan" kata Nisha. Ia sudah bersiap-siap untuk berdiri dan pergi.

"Eh, aku juga udah selesai kok, barengan aja jalan ke kelasnya" kata Josh. Kini ia sudah berdiri di sebelah Nisha. Mereka kemudian berjalan ke kelas.

"kamu kelasnya di lantai berapa?" tanya Nisha saat mereka menaiki tangga ke lantai 2.

"Di lantai 3, cuma  beda 1 lantai kok" Josh tersenyum.

"Ohh.." Nisha kemudian terdiam sambil menginjak setiap anak tangga. "Kok gue bisa langsung seakrab gini ya sama Josh? Padahal kan baru kenalan beberapa menit yang lalu" kata Nisha dalam hati.

"Aku ke kelas duluan ya, kamu lanjut ke atas kan?" tanya Nisha. Tidak terasa mereka sudah sampai di lantai 2.

"Iyalah, hahaha, Emang kamu mau aku anterin ke kelasmu dulu?" kata Josh iseng. Ia paling suka bila Nisha tersenyum dan juga melihat ekspresi mukanya yang sedang bingung.

"Nggak usah, Josh" Nisha kemudian tersenyum.

"Okay, see you after school" Josh pun tersenyum kepada Nisha, dan melanjutkan menaiki tangga ke kelasnya.

Nisha langsung berjalan ke kelasnya. Saat sampai di depan kelas, ia mendengar ada 2 orang yang sedang berbicara di dalam kelasnya.

 "Gue kenal nih suaranya.." kata Nisha.

Ia langsung memasuki kelas dan menemukan Cody dan Jason di dalam. 

"Eh, Nisha.." kata Jason.

"Hey,Sha" sambung Cody.

"Lo berdua ngapain disini? Berduaan lagi" tanya Nisha curiga.

"hmm..ya kita ngobrol aja" kata Cody.

"Yoi, bener banget" sambung Jason.

"Gue rada-rada nggak percaya. Kalian kan bisa ngomong di lapangan atau nggak di kantin, kenapa di kelas?" tanya Nisha karena tidak puas dengan jawaban yang dikatakan Cody dan Jason.

"Ya..gapapa dong, ya kan Co?" kata Jason pada Cody.

"yup" kata Cody singkat.

"Yaudah deh" Nisha kemudian berjalan ke tempat duduknya. 

Cody dan Jason kemudian keluar kelas. Ia sebenarnya penasaran dengan apa yang dibicarakan Cody dan Jason. Ia memang type orang yang penasaran dan juga memiliki rasa keingintahuan yang tinggi dengan apa yang dibicarakan orang. Karna itu ia penasaran dengan apa yang dibicarakan Cody dan Jason di kelas.

Nisha langsung melupakan tentang Cody dan Jason. Sekarang ia memikirkan tentang Josh. Ia tidak menyangka bahwa Josh akan mengajaknya kenalan. Nisha juga senang bila berkenalan dengan banyak orang karena ia juga type orang yang gampang bersosialisasi dengan orang-orang di lingkungan sekitarnya.

Ketika sedang asyik melamum dan memikirkan tentang Josh, tiba-tiba ada seseorang yang memasuki kelas. Ternyata, Gina. Ia sudah lama tidak berbicara dengannya. Tetapi sekarang ia membutuhkan Gina dan ingin curhat sebanyak-banyaknya kepada Gina. 

Gina berjalan ke kursinya, sejak ia berantem dengan Nisha. Ia pindah tempat duduk ke bagian belakang. Nisha ragu-ragu untuk langsung mendatangi Gina dan meminta maaf, tetapi setelah dipikir-pikir,.. keputusannya pun sudah bulat, dan Nisha akhirnya membalikkan badannya dan menghadap kearah Gina.

"Gin" kata Nisha.

"hmm?" Gumamnya. Ia tidak menatap Nisha, ia tetap fokus terhadap novel yang sedang dibacanya.

"Lo bisa nggak? nggak baca bentar terus liat muka gue?" pinta Nisha.

"Oke kalo itu yang lo mau" Gina meletakkan novelnya lalu menatap muka Nisha. 

"Ngomong apa?" tanya Gina lagi.

"Gue mau minta maaf" kata Nisha setelah mengumpulkan keberaniannya.

"Buat apa lo minta maaf?" tanya Gina.

"Karna kejadian yang waktu itu dan gue nggak percaya sama sahabat gue sendiri" jawab Nisha.

"Sekarang lo percaya sama omongan gue yang waktu itu?" tanya Gina.

"hm..gue belom percaya. Dia nggak memberi tanda-tanda kalo dia tertarik sama gue" balas Nisha.

"Oh..Yaudah" kata Gina singkat.

"Jadi lo maafin gue nggak?" tanya Nisha.

"Iya, Gue maafin lo. Gue juga minta maaf karna gue terlalu keras kepala dan mentingin diri sendiri" kata Gina dan kemudian tersenyum.

"Thanks Gin! you're the best!" Nisha kemudian berdiri, menghampiri tempat duduk Gina lalu memeluknya.

"Yeah, you're welcome. You too" Gina membalas pelukan Nisha.

"So, who's the boy, yang tadi duduk sama lo di kantin??" tanya Gina.

"Lo tau darimana?" Tanya Nisha.

"I saw it with my own eyes" kata Gina.

"Hm..dia..he's our senior" Nisha menjawab dengan malu-malu.

"You like him, don't you?" tanya Gina. Ia sudah tau dari ekspresi wajah Nisha.

"Nggak kok, Gue cuma tertarik sama dia, tapi itu cuma dikit, abis tadi dia baru ajak kenalan sama gue, tapi rasanya tuh kita udah kayak temen lama dan dekat" jawab Nisha.

"Yeah, Yeah, I know, gimana rasanya. Terus, cerita dong apa yang lo alamin selama kita berantem" Gina tersenyum jail.

"Gue udah pasti akan cerita sama lo,Gin. Tapi nanti aja pas gue pulang dari rumah Cody buat kerjain tugas seni musik" kata Nisha.

"Oke deh, promise?" kata Gina.

"I promise" balas Nisha. Ia senang akhirnya bisa ber-maafan dengan Gina, satu sahabat terbaiknya selama ia bersekolah di NIS.



                                                                                ***


Nisha berada di sebuah kamar. Kamar tersebut di cat dengan warna biru muda, dan di dindingnya  dihiasi oleh beberapa koleksi poster musisi favorite nya seperti Michael Jackson, Jason Mraz, dan yang lainnya. Kamar tersebut dilengkapi dengan TV, DVD player, xbox, PSP, dan masih banyak lainnya.  Di sudut kamar tersebut, ada sebuah gitar elektrik dan satu gitar acoustic, ia tahu bahwa Cody memang suka memainkan gitar. Saat sedang memperhatikan kamar, ada satu hal yang paling menarik. Sebuah foto yang dibingkai rapi. Nisha kemudian berjalan mendekati foto tersebut. Di foto tersebut ia melihat seorang anak kecil kira-kira berumur 4 tahun, sedang memeluk kedua orangtuanya dengan erat. Mereka terlihat bahagia dan anak kecil itu memiliki wajah yang lucu, polos, lugu sekaligus menggemaskan.

Tiba-tiba Cody sudah berada di sebelah Nisha. Nisha sedikit kaget tetapi kemudian melanjutkan untuk memperhatikan foto tersebut.

"Keliatan bahagia banget ya gue disitu" kata Cody. Ia tersenyum kecut.

"Banget, rasanya gue pingin nyubit pipi lo" balas Nisha kemudian tersenyum.

"Sebenernya gue juga kangen masa-masa dulu" Cody meninggalkan Nisha dan berjalan ke jendela yang berada di kamarnya, ia menatap keluar jendela. Menerawang masa lalunya.

"Gue kangen mama, gue kepingin mereka balik seperti dulu. Tapi gue tau, itu nggak mungkin" Cody mengembuskan napasnya. Putus asa.

"Kenapa lo nggak pernah cerita ke gue? Gue kan bisa jadi tempat curhat lo" kata Nisha. Ia berjalan ke sebelah Cody.

"Gue cowok, Sha. Lagian gue juga sebagai seorang anak laki-laki harus kuat untuk menghadapi semua ini. Gue sayang mama dan papa. Waktu gue baru umur 5 tahun, mama memutuskan untuk pergi dari rumah, tapi mama nggak ngebawa gue dan menyerahkan segala tugas untuk ngurus gue, ke papa" cerita Cody.

"Tadinya gue nggak mau, dan gue pingin tetep ikut mama. Tapi akhirnya gue sadar, gue nggak bisa ngelawan dan terpaksa untuk ngikutin semua kemauan mama" Cody menyudahi ceritanya.

"Sorry ya, Co" Nisha merasa perhatian, dan juga sedih mendengar cerita Cody.

"Sorry buat apa?" tanya Cody.

"Karna gue nggak sengaja ngebuat lo cerita tentang masa lalu lo, yang menyeramkan dan sedih itu" Nisha secara tidak sadar menggenggam tangan Cody. Ia ingin Cody merasa bahwa ia tidak sendirian  untuk menghadapi semua ini.

"Gapapa kok, gue seneng cerita ini ke lo. Rasanya lebih tenang" Cody menatap wajah Nisha yang berada di sebelahnya.

"Kapan-kapan kalo lo ngerasa pingin cerita apa gitu ke gue. Jangan sungkan-sungkan untuk cerita ke gue ya, Co" kata Nisha, ia bersandar di lengan Cody. Rasanya tenang dan aman bersama Cody.

"iya" satu kata yang singkat yang diucapkan Cody.

"Oh ya, kita jadi kan mau bikin tugas seni musiknya?" tanya Nisha sambil melepaskan tangannya dari tangan Cody.

"Iya, yuk kerjain" kata Cody.

Cody mengambil gitarnya, sedangkan Nisha menyediakan alat-alat tulis untuk menulis lagu. Cody memainkan sebuah lagu. Rasanya. Indah. Tentram. Hangat. Itu yang dirasakan Nisha saat mendengar Cody memainkan gitar sekaligus bernyanyi. Sebutir air bening menetes dari mata Nisha. Ia menghapusnya, tetapi kemudian ada sebutir air menetes lagi dari matanya, tetapi kali ini ia tidak dapat menahannya. Air mata pun turun. Cody yang sedang memainkan gitar dan bernyanyi, seketika menghentikan kegiatannya dan menghampiri Nisha yang sedang menangis.

"Lo kenapa, Sha?" tanya Cody khawatir.

"Nggak. Gue gapapa kok, gue cuma sedih aja" jawab Nisha.

"Ohh, yaudah, lo jangan nangis lagi ya, Sha" Cody menghapus air mata Nisha.

"Iya, Co. Tapi, lagu barusan yang lo nyanyiin. Itu bener ciptaan lo sendiri?" tanya Nisha yang sekarang  merasa lebih baik.

"Yes, and that song is for my mom" kata Cody.

"Bener-bener lagu yang menyentuh, gue aja sampe nangis" Nisha menghapus kembali air matanya.

"Thanks, Sha" Cody pun tersenyum.

Mereka kemudian melanjutkan tugas mereka. Setelah berjam-jam membuat nada dan lyricnya, akhirnya judul lagu tersebut adalah  "Perfect".

I will do anything to be with you
There's nothing, in the world
To make me, give up boy
I will do anything to be with you
If that's what it takes, whatever it takes
I've got what it takes



Begitulah salah satu lyricnya. Setelah berdiskusi, akhirnya mereka memutuskan bahwa Cody yang akan memainkan gitar, sedangkan Nisha yang bernyanyi. Mereka menyelesaikan tugas seni musik mereka tepat pada jam 7 malam.


"Ternyata lama juga ya kita kerjanya" kata Nisha sambil membereskan alat-alat tulisnya.

"Iya, yang penting kan udah selesai, ya nggak?" Cody kemudian menaruh gitarnya ke tempatnya kembali. Sudah 4 jam dari jam 3 sore mereka membuat lagu kemudian berlatih. Cody merasa senang Nisha berada di sampingnya saat ini juga. Rasanya ia tidak ingin masa-masa seperti ini berakhir. Tetapi ia tau, waktu akan terus berjalan.


"Co, gue pulang dulu ya, thanks for today , Gue bener-bener seneng hari ini" kata Nisha saat mereka berhenti di depan pintu rumah Cody.


"Iya, hati-hati ya, Sha" balas Cody.


"See you tomorrow! Bye!" Nisha berjalan ke mobilnya dan sebelum memasuki mobilnya, ia melambaikan tangannya kepada Cody. Seketika Nisha masuk ke mobil dan mobil pun melaju kencang dan menghilang dari rumahnya.





To Be Continued....