Nisha
berharap ia akan berpasangan dengan Cody atau Jason, setidaknya bukan dengan
teman-teman cowoknya yang nyebelin dan nggak mau kerja kalo ada tugas dari
guru.
“Kamu
berpasangan dengan Jason” kata Ms Mary.
“Yess! Gue sekelompok sama Nisha lagi!”
kata Jason dalam hati.
“kenapa harus Jason? Kenapa bukan gue?”
kata Cody dalam hati sambil melirik ke Jason.
“Gapapa deh sama Jason..” kata Nisha
dalam hati.
“Sorry
sebelumnya, Nisha, tapi saya rasa kamu lebih cocok dengan…” Ms. Mary
menggantung kalimatnya.
“Cody”
lanjut Ms Mary.
“What? Nggak mungkin! Nggak mungkin!! Kok
bisa gitu?” kata Jason dalam hati sambil menengok ke arah Cody.
“Oh yeah! Makasih banget Tuhan! Akhirnya gue
ada kesempatan buat deket sama Nisha” Ucap Cody dalam hati.
“Yah…kok Cody?” ucap Nisha dalam hati.
“Bagi
kalian yang sudah mendapat pasangan, bisa langsung keluar kelas. Cody dan
Nisha? Silahkan keluar dari kelas dan kalian bisa ke ruang perpustakaan untuk
membicarakan lagu apa yang akan kalian mainkan” kata Ms Cecil.
“Oke,
Miss” jawab Cody dan Nisha bersamaan.
Cody
dan Nisha keluar dari kelas. Cody sempat melihat, beberapa murid memandang padanya
dan Nisha saat berjalan keluar kelas, terutama Jason. Jason menatap Cody dengan
cara berbeda. Seperti ingin mengatakan bahwa ia tidak rela bahwa dirinya
berpasangan dengan Nisha. Cody dan Nisha perlahan melangkah keluar kelas dan mereka
pun menghilang dari pintu kelas.
“Em..jadi
kita ke perpustakaan kan?” tanya Cody yang lebih dulu membuka pembicaraan.
“Iya”
jawab Nisha singkat.
“Lo
nggak mau ya sekelompok sama gue? Atau lo mau sama Jason?” tanya Cody lagi.
“Nggak
kok, gue mau-mau aja sekelompok sama lo” jawab Nisha dan kemudian memandang
Cody.
“Oke,
kalo gitu” balas Cody.
Tak
berapa lama, mereka akhirnya sampai di perpustakaan. Mereka kemudian mencari
tempat dan duduk. Dan sekarang mereka duduk berhadapan. Suasana menjadi awkward karena tidak ada yang memulai
pembicaraan. Nisha hanya memperhatikan tangan dan jarinya sedangkan Cody hanya
membolak-balikkan kertas yang di bawanya tadi.
“Kita
jadinya mainin lagu apa?” tanya Nisha.
“Apa
ya?” jawab Cody singkat.
“Gue
juga bingung” kata Nisha.
“Gimana
kalo kita bikin lagu sendiri?” usul Cody.
“Terserah
sih, kapan bikinnya?” tanya Nisha.
“Gimana
kalo di rumah gue?” tanya Cody.
“Ya
boleh aja sih” kata Nisha.
“Ya
udah, lo bisanya kapan,Sha?” tanya Cody.
“hmm..besok
bisa” jawab Nisha.
“Sip,
lo bisa main gitar kan?” Cody bertanya sambil menulis sesuatu di kertasnya.
“Iya,
lo kok..tau?” jawab Nisha heran.
“Iyalah
gue tau” kata Cody.
“Yaudah”
jawab Nisha singkat.
“Lo
nggak marah kan, Sha?” tanya Cody.
“Nggak
kok” jawab Nisha heran.
“Oke
kalo gitu” balas Cody.
***
Kelas
menjadi sepi karena satu persatu murid
keluar untuk membicarakan tugas seni musik mereka dengan pasangannya
masing-masing. Yang tersisa di kelas hanya Jason dan Gina. Mau nggak mau mereka
harus berpasangan.
“Ya,
jadi sisa kalian berdua disini, berarti kalian sekelompok” kata Ms Mary.
“Tapi
Mi-“ sergah Gina.
“Nggak
ada tapi-tapian, kalian harus sekelompok!” Ms Mary memotong kalimat Gina.
“Okay..Miss”
jawab Gina malas.
“Kalian
boleh keluar kelas dan cari tempat untuk membicarakan lagu apa yang akan kalian
pakai” kata Ms Mary.
“Iya
Miss” jawab Gina dan Jason berbarengan.
Mereka
kemudian pergi dari kelas, dan menuju ke kantin.
“Gimana?
Kita mau mainin lagu apa?” ucap Jason membuka pembicaraan. Sedari tadi Gina
hanya diam-diam terus ketika sampai di kantin.
“Nggak
tau gue. Terserah lo aja. Gue sih iya-iya aja.” Jawab Gina dengan jutek.
Gina
memang tidak suka dengan kehadiran Jason yang secara mendadak ini. Akhir-akhir
ini Nisha seperti menjauh dari Gina. Nisha lebih sering dengan Jason. Entah
kenapa Gina sangat kesal melihat kedekatan Jason dengan Nisha. Bukan berarti
Gina cemburu, tetapi dia lebih mendukung Cody dekat dengan Nisha.
“Eh,
disuruh ama Ms. Mary balik ke kelas tuh. Bentar lagi soalnya udh mau ganti jam
pelajaran” teriak salah satu anak dari kelas 8A.
Tanpa
lama-lama, Gina langsung berdiri dan kembali ke kelas. Dalam perjalanan ke
kelas, Gina kebetulan bertemu dengan Nisha yang hendak balik ke kelas juga.
“Sha!woy
Sha! Tungguin gue!” teriak Gina.
“Gak
usah pake teriak-teriak juga kale” ucap Nisha saat Gina sudah berada di
sampingnya sekarang.
“Oh
iya, gue sekelompok noh ama Jason. Ngomong-ngomong lo jangan deket-deket Jason
deh. Perasaan gue nggak enak. Gak tau kenapa. Lo nggak sadar apa semenjak Jason
pindah kesini, lo jadi ngejauhin Cody. Padahal Cody udah ngasih tanda-tanda
tertarik sama lo. Lo lupa dulu lo yg selalu muja-mujain Cody?” Ucap Gina.
“Lah
emang kenapa Jason? Selama ini dia baik banget ke gue. Masalah perasaan lo
nggak enak, mungkin itu cuma perasaan lo aja. Tertarik sama gue? Itu gak
mungkin banget. Seorang Cody yang banyak disukain cewek-cewek di luar sana, bakalan
suka sama gue? Sedangkan perasaan gue ke Cody cuman sekedar ngefans doang. Dan
lo juga tau, diantara mereka berdua, gue bakalan pilih siapa.” Jawab Nisha lalu
meninggalkan Gina di koridor kelas.
***
Gina
bertekad untuk menanyakan ini kepada Cody. Cody harus berbuat sesuatu. Gak
mungkin dia langsung ‘give up’, dan biarin Nisha sama Jason. Setelah
mencari-cari, ternyata Cody berada di taman belakang sekolah.
“Hey!
Jangan bengong. Semenjak kapan lo jadi galau begini? Mikirin Nisha ya?” bisik
Gina tepat di kuping Cody.
“Woy!
Ngagetin gue aja. Hmm…enggalah. Ngapain mikirin Nisha, kalo emang dia nggak mikirin
gue?” balas Cody dengan muka murung.
“Udahlah
gak usah boong. Gue tau kali, lo lagi mikirin Nisha. Ngomong-ngomong, kenapa lo
cuman diem aja? Lo rebut dong hatinya Nisha. Padahal tadinya dia ngefans loh
sama lo. Ups…” ucap Gina. Gina refleks menutup mulutnya dengan tangannya.
“Apa
lo bilang? Ngefans sama gue? Gue kan akhir-akhir ini off dari schedule
manggung, mau focus ke pelajaran. Mungkin nanti pas SMA gue aktif lagi. Dan
pasti nama gue meredup. Kok bisa dia tau seorang Cody Simpson?” ucap Cody
kaget.
“Iya..iya..please
ya jangan kasih tau Nisha kalo gue keceplosan. Bisa digorok gue. Kalo masalah
ngefans, dia katanya ngefans sama lo dari kelas 6. Dia taulah Cody Simpson.
Dulu kan pas kelas 5-6 gitu lo booming banget. Dan itu baru sekitar 2 tahun
yang lalu. Orang-orang masih tau lo lah..” jawab Gina panjang lebar.
“Gue
shock. Lo nggak boong kan?” kata Cody dengan mata yang makin membulat.
“Lo
gak percayaan amat sih. Sumpah deh!” kata Gina sambil mengangkat jari-jari
tangannya hingga membentuk huruf ‘V’.
“Oke,
oke. Gue percaya. Soal apa yang lagi gue pikirin, emang bener gue mikirin
Nisha. Gue sadar semenjak Jason pindah kesini, Nisha makin menjauh. Dan
akhir-akhir ini gue tau, kalo Jason emang suka sama Nisha dari kelas 6. Bayangin
udah 3 tahun! Ya gue ngalah, walau hati ini belum rela ngelepasin dia. Dan
parahnya lagi, Jason minta gue bantuin dia deketin Nisha. Gue harus gimana
Gin?” curhat Cody sedih. Ia sudah putus asa.
“Gue
mau ceritain lo satu hal. Kayaknya feeling gue nggak enak tentang hubungan
Jason sama Nisha. Gak tau kenapa, tapi anehnya gue yakin. Gini aja, lo bantuin
Jason aja. Nah selama lo bantuin, gue cari-cari informasi tentang Jason. Kalo
gue udah banyak ketemu informasi-informasi tentang Jason, entar kita omongin
sama-sama, gimana? Setuju?” Ucap Gina bersemangat.
“Oke
kalo gitu. Deal. Jadi gue tetep bantuin Jason deketin Nisha gitu?” Tanya Cody.
“Yup,
dan jangan sampe Jason tau rencana kita” Kata Gina pada Cody.
“Sip,
you can count on me” balas Cody sambil mengedipkan matanya.
“Eh,
ke kelas yuk, nanti kita telat lagi” Kata Gina sambil melihat jam di tangannya.
“Eh
iya, kita keasikan sih ngobrol di sini, yaudah yuk” Balas Cody.
Mereka
kemudian berdiri dan berjalan ke kelas.
“Semoga
rencana kita berhasil ya” Kata Gina sambil menatap wajah Cody.
“Amin!”
Jawab Cody dan kemudian tersenyum pada Gina.
*Thanks
for reading!:)
btw, sorry ya akhir-akhir ini nge-post CLS
#TheStory nya lama,hehehe.
Jangan lupa kasih comment, kritik dan saran!
Bisa ditulis disini/mention di twitter:)
Bagaimana rencana
mereka? Apa bakalan berhasil/nggak? Tunggu di part 9 yaa