Thursday, December 15, 2011

#TheStory (Part 11: Something about his past)

Ternyata dia....Joshua. Biasanya dipanggil Josh. Setau Nisha, Josh adalah kakak kelasnya. Kalo di liat-liat Josh juga ganteng, pintar dan postur tubuhnya juga seperti Cody...wait,wait. Kenapa gue jadi banding-bandingin Josh sama Cody? Yeah, Whatever.

"Gue boleh duduk disini nggak?" tanyanya lagi.

"Eh, iya, boleh kok, kak" jawab Nisha.

"Santai aja kali sama Gue" kata Josh. Ia pun langsung duduk.

"Oke kak" kata Nisha dan kemudian melanjutkan makannya. 

"Okay, ini bener-bener nggak enak. Mana gue diliatin sama anak-anak lain lagi" kata Nisha dalam hati.

"Nama lo Nisha kan?" tanya Josh santai.

"Iya kak" 

"Kelas 8A kan?" tanyanya lagi.

"Iya kak" Jawab Nisha.

"Eh, btw you can call me Josh, dont use the "kak" word, okay?" kata Josh sambil memakan mie nya yang dibelinya tadi.

"Oke kak- eh, Josh" balas Nisha ragu-ragu. Sebenarnya ia tidak enak dengan hanya memanggil nama panggilan ke kakak kelasnya yang satu ini, karena rasanya tidak sopan. Tetapi karna dia yang meminta, apa boleh buat?

"Lama-lama juga kebiasaan kok,Sha" kata Josh.

"Iya, btw aku harus ngomong sama kamu pake "aku/kamu" atau "gue/lo"? tanya Nisha.

"aku/kamu aja biar keliatan lebih...hmm..nevermind,hahaha" jawab Josh dan kemudian tertawa.

"oke deh" Nisha kemudian melanjutkan makanannya yang daritadi belum selesai.

"kamu kenal ya sama Cody & Jason?" tanya Josh setelah beberapa menit mereka berdiam dan hanya memakan makanan di depan mereka.

"Iya, emang kenapa? kamu kenal sama mereka?" Nisha bertanya balik.

"Kenal lah, tapi nggak terlalu deket, paling kita kadang cuma sekedar ngomong doang kalo ketemu" jawab Josh tenang.

"Ohh,..gituu" jawab Nisha. Makanannya sudah habis dan ia ingin berpamitan dengan Josh karena ia ingin cepat-cepat ke kelasnya.

"Aku-" kata Nisha dan Josh berbarengan. Mereka kemudian tertawa.

"Kamu duluan aja yang ngomong" kata Josh.

"Kamu aja duluan" kata Nisha juga. Mereka sama-sama tertawa karena sudah kedua kalinya mereka mengatakan hal yang sama dalam waktu berbarengan.

"Okay, kalo gitu. To the point aja ya,Sha. Aku boleh minta no HP kamu nggak? Nggak juga gapapa kok" tanya Josh.

"Boleh kok" jawab Nisha. Ia kemudian memberi tau no HPnya dan Jason juga memberikan no HP nya.

"Sip deh, Thanks,Sha" ucap Josh, lalu mengembalikan HP-nya ke kantong celananya.

"Giliran aku ya? Jadi, Aku cuma mau pamitan, hehe, mau balik ke kelas aku duluan" kata Nisha. Ia sudah bersiap-siap untuk berdiri dan pergi.

"Eh, aku juga udah selesai kok, barengan aja jalan ke kelasnya" kata Josh. Kini ia sudah berdiri di sebelah Nisha. Mereka kemudian berjalan ke kelas.

"kamu kelasnya di lantai berapa?" tanya Nisha saat mereka menaiki tangga ke lantai 2.

"Di lantai 3, cuma  beda 1 lantai kok" Josh tersenyum.

"Ohh.." Nisha kemudian terdiam sambil menginjak setiap anak tangga. "Kok gue bisa langsung seakrab gini ya sama Josh? Padahal kan baru kenalan beberapa menit yang lalu" kata Nisha dalam hati.

"Aku ke kelas duluan ya, kamu lanjut ke atas kan?" tanya Nisha. Tidak terasa mereka sudah sampai di lantai 2.

"Iyalah, hahaha, Emang kamu mau aku anterin ke kelasmu dulu?" kata Josh iseng. Ia paling suka bila Nisha tersenyum dan juga melihat ekspresi mukanya yang sedang bingung.

"Nggak usah, Josh" Nisha kemudian tersenyum.

"Okay, see you after school" Josh pun tersenyum kepada Nisha, dan melanjutkan menaiki tangga ke kelasnya.

Nisha langsung berjalan ke kelasnya. Saat sampai di depan kelas, ia mendengar ada 2 orang yang sedang berbicara di dalam kelasnya.

 "Gue kenal nih suaranya.." kata Nisha.

Ia langsung memasuki kelas dan menemukan Cody dan Jason di dalam. 

"Eh, Nisha.." kata Jason.

"Hey,Sha" sambung Cody.

"Lo berdua ngapain disini? Berduaan lagi" tanya Nisha curiga.

"hmm..ya kita ngobrol aja" kata Cody.

"Yoi, bener banget" sambung Jason.

"Gue rada-rada nggak percaya. Kalian kan bisa ngomong di lapangan atau nggak di kantin, kenapa di kelas?" tanya Nisha karena tidak puas dengan jawaban yang dikatakan Cody dan Jason.

"Ya..gapapa dong, ya kan Co?" kata Jason pada Cody.

"yup" kata Cody singkat.

"Yaudah deh" Nisha kemudian berjalan ke tempat duduknya. 

Cody dan Jason kemudian keluar kelas. Ia sebenarnya penasaran dengan apa yang dibicarakan Cody dan Jason. Ia memang type orang yang penasaran dan juga memiliki rasa keingintahuan yang tinggi dengan apa yang dibicarakan orang. Karna itu ia penasaran dengan apa yang dibicarakan Cody dan Jason di kelas.

Nisha langsung melupakan tentang Cody dan Jason. Sekarang ia memikirkan tentang Josh. Ia tidak menyangka bahwa Josh akan mengajaknya kenalan. Nisha juga senang bila berkenalan dengan banyak orang karena ia juga type orang yang gampang bersosialisasi dengan orang-orang di lingkungan sekitarnya.

Ketika sedang asyik melamum dan memikirkan tentang Josh, tiba-tiba ada seseorang yang memasuki kelas. Ternyata, Gina. Ia sudah lama tidak berbicara dengannya. Tetapi sekarang ia membutuhkan Gina dan ingin curhat sebanyak-banyaknya kepada Gina. 

Gina berjalan ke kursinya, sejak ia berantem dengan Nisha. Ia pindah tempat duduk ke bagian belakang. Nisha ragu-ragu untuk langsung mendatangi Gina dan meminta maaf, tetapi setelah dipikir-pikir,.. keputusannya pun sudah bulat, dan Nisha akhirnya membalikkan badannya dan menghadap kearah Gina.

"Gin" kata Nisha.

"hmm?" Gumamnya. Ia tidak menatap Nisha, ia tetap fokus terhadap novel yang sedang dibacanya.

"Lo bisa nggak? nggak baca bentar terus liat muka gue?" pinta Nisha.

"Oke kalo itu yang lo mau" Gina meletakkan novelnya lalu menatap muka Nisha. 

"Ngomong apa?" tanya Gina lagi.

"Gue mau minta maaf" kata Nisha setelah mengumpulkan keberaniannya.

"Buat apa lo minta maaf?" tanya Gina.

"Karna kejadian yang waktu itu dan gue nggak percaya sama sahabat gue sendiri" jawab Nisha.

"Sekarang lo percaya sama omongan gue yang waktu itu?" tanya Gina.

"hm..gue belom percaya. Dia nggak memberi tanda-tanda kalo dia tertarik sama gue" balas Nisha.

"Oh..Yaudah" kata Gina singkat.

"Jadi lo maafin gue nggak?" tanya Nisha.

"Iya, Gue maafin lo. Gue juga minta maaf karna gue terlalu keras kepala dan mentingin diri sendiri" kata Gina dan kemudian tersenyum.

"Thanks Gin! you're the best!" Nisha kemudian berdiri, menghampiri tempat duduk Gina lalu memeluknya.

"Yeah, you're welcome. You too" Gina membalas pelukan Nisha.

"So, who's the boy, yang tadi duduk sama lo di kantin??" tanya Gina.

"Lo tau darimana?" Tanya Nisha.

"I saw it with my own eyes" kata Gina.

"Hm..dia..he's our senior" Nisha menjawab dengan malu-malu.

"You like him, don't you?" tanya Gina. Ia sudah tau dari ekspresi wajah Nisha.

"Nggak kok, Gue cuma tertarik sama dia, tapi itu cuma dikit, abis tadi dia baru ajak kenalan sama gue, tapi rasanya tuh kita udah kayak temen lama dan dekat" jawab Nisha.

"Yeah, Yeah, I know, gimana rasanya. Terus, cerita dong apa yang lo alamin selama kita berantem" Gina tersenyum jail.

"Gue udah pasti akan cerita sama lo,Gin. Tapi nanti aja pas gue pulang dari rumah Cody buat kerjain tugas seni musik" kata Nisha.

"Oke deh, promise?" kata Gina.

"I promise" balas Nisha. Ia senang akhirnya bisa ber-maafan dengan Gina, satu sahabat terbaiknya selama ia bersekolah di NIS.



                                                                                ***


Nisha berada di sebuah kamar. Kamar tersebut di cat dengan warna biru muda, dan di dindingnya  dihiasi oleh beberapa koleksi poster musisi favorite nya seperti Michael Jackson, Jason Mraz, dan yang lainnya. Kamar tersebut dilengkapi dengan TV, DVD player, xbox, PSP, dan masih banyak lainnya.  Di sudut kamar tersebut, ada sebuah gitar elektrik dan satu gitar acoustic, ia tahu bahwa Cody memang suka memainkan gitar. Saat sedang memperhatikan kamar, ada satu hal yang paling menarik. Sebuah foto yang dibingkai rapi. Nisha kemudian berjalan mendekati foto tersebut. Di foto tersebut ia melihat seorang anak kecil kira-kira berumur 4 tahun, sedang memeluk kedua orangtuanya dengan erat. Mereka terlihat bahagia dan anak kecil itu memiliki wajah yang lucu, polos, lugu sekaligus menggemaskan.

Tiba-tiba Cody sudah berada di sebelah Nisha. Nisha sedikit kaget tetapi kemudian melanjutkan untuk memperhatikan foto tersebut.

"Keliatan bahagia banget ya gue disitu" kata Cody. Ia tersenyum kecut.

"Banget, rasanya gue pingin nyubit pipi lo" balas Nisha kemudian tersenyum.

"Sebenernya gue juga kangen masa-masa dulu" Cody meninggalkan Nisha dan berjalan ke jendela yang berada di kamarnya, ia menatap keluar jendela. Menerawang masa lalunya.

"Gue kangen mama, gue kepingin mereka balik seperti dulu. Tapi gue tau, itu nggak mungkin" Cody mengembuskan napasnya. Putus asa.

"Kenapa lo nggak pernah cerita ke gue? Gue kan bisa jadi tempat curhat lo" kata Nisha. Ia berjalan ke sebelah Cody.

"Gue cowok, Sha. Lagian gue juga sebagai seorang anak laki-laki harus kuat untuk menghadapi semua ini. Gue sayang mama dan papa. Waktu gue baru umur 5 tahun, mama memutuskan untuk pergi dari rumah, tapi mama nggak ngebawa gue dan menyerahkan segala tugas untuk ngurus gue, ke papa" cerita Cody.

"Tadinya gue nggak mau, dan gue pingin tetep ikut mama. Tapi akhirnya gue sadar, gue nggak bisa ngelawan dan terpaksa untuk ngikutin semua kemauan mama" Cody menyudahi ceritanya.

"Sorry ya, Co" Nisha merasa perhatian, dan juga sedih mendengar cerita Cody.

"Sorry buat apa?" tanya Cody.

"Karna gue nggak sengaja ngebuat lo cerita tentang masa lalu lo, yang menyeramkan dan sedih itu" Nisha secara tidak sadar menggenggam tangan Cody. Ia ingin Cody merasa bahwa ia tidak sendirian  untuk menghadapi semua ini.

"Gapapa kok, gue seneng cerita ini ke lo. Rasanya lebih tenang" Cody menatap wajah Nisha yang berada di sebelahnya.

"Kapan-kapan kalo lo ngerasa pingin cerita apa gitu ke gue. Jangan sungkan-sungkan untuk cerita ke gue ya, Co" kata Nisha, ia bersandar di lengan Cody. Rasanya tenang dan aman bersama Cody.

"iya" satu kata yang singkat yang diucapkan Cody.

"Oh ya, kita jadi kan mau bikin tugas seni musiknya?" tanya Nisha sambil melepaskan tangannya dari tangan Cody.

"Iya, yuk kerjain" kata Cody.

Cody mengambil gitarnya, sedangkan Nisha menyediakan alat-alat tulis untuk menulis lagu. Cody memainkan sebuah lagu. Rasanya. Indah. Tentram. Hangat. Itu yang dirasakan Nisha saat mendengar Cody memainkan gitar sekaligus bernyanyi. Sebutir air bening menetes dari mata Nisha. Ia menghapusnya, tetapi kemudian ada sebutir air menetes lagi dari matanya, tetapi kali ini ia tidak dapat menahannya. Air mata pun turun. Cody yang sedang memainkan gitar dan bernyanyi, seketika menghentikan kegiatannya dan menghampiri Nisha yang sedang menangis.

"Lo kenapa, Sha?" tanya Cody khawatir.

"Nggak. Gue gapapa kok, gue cuma sedih aja" jawab Nisha.

"Ohh, yaudah, lo jangan nangis lagi ya, Sha" Cody menghapus air mata Nisha.

"Iya, Co. Tapi, lagu barusan yang lo nyanyiin. Itu bener ciptaan lo sendiri?" tanya Nisha yang sekarang  merasa lebih baik.

"Yes, and that song is for my mom" kata Cody.

"Bener-bener lagu yang menyentuh, gue aja sampe nangis" Nisha menghapus kembali air matanya.

"Thanks, Sha" Cody pun tersenyum.

Mereka kemudian melanjutkan tugas mereka. Setelah berjam-jam membuat nada dan lyricnya, akhirnya judul lagu tersebut adalah  "Perfect".

I will do anything to be with you
There's nothing, in the world
To make me, give up boy
I will do anything to be with you
If that's what it takes, whatever it takes
I've got what it takes



Begitulah salah satu lyricnya. Setelah berdiskusi, akhirnya mereka memutuskan bahwa Cody yang akan memainkan gitar, sedangkan Nisha yang bernyanyi. Mereka menyelesaikan tugas seni musik mereka tepat pada jam 7 malam.


"Ternyata lama juga ya kita kerjanya" kata Nisha sambil membereskan alat-alat tulisnya.

"Iya, yang penting kan udah selesai, ya nggak?" Cody kemudian menaruh gitarnya ke tempatnya kembali. Sudah 4 jam dari jam 3 sore mereka membuat lagu kemudian berlatih. Cody merasa senang Nisha berada di sampingnya saat ini juga. Rasanya ia tidak ingin masa-masa seperti ini berakhir. Tetapi ia tau, waktu akan terus berjalan.


"Co, gue pulang dulu ya, thanks for today , Gue bener-bener seneng hari ini" kata Nisha saat mereka berhenti di depan pintu rumah Cody.


"Iya, hati-hati ya, Sha" balas Cody.


"See you tomorrow! Bye!" Nisha berjalan ke mobilnya dan sebelum memasuki mobilnya, ia melambaikan tangannya kepada Cody. Seketika Nisha masuk ke mobil dan mobil pun melaju kencang dan menghilang dari rumahnya.





To Be Continued....




Tuesday, December 6, 2011

#TheStory (Part 10: Am i really in love?)

Tiba-tiba sambungan teleponnya terputus. "Sialan!" gerutu Cody. Cody mencoba untuk menelepon Gina, ketika tiba-tiba ada bunyi tanda SMS masuk. "Dari Gina rupanya" kata Cody. Ia langsung membuka inbox message nya dan nama Gina terpampang di layar HP-nya "Gue bakalan jawab, Iya" dan saat Cody melihat SMS tersebut, Cody hanya bisa tersenyum, lalu menghapus SMS tersebut agar tidak ada seorang pun yang tau, kecuali dia dan Gina.

                                                                          ***

Keesokan harinya Nisha datang seperti biasanya. Ia langsung ke kelas, sampai dikelas ia melihat Gina bersama teman-teman lainnya sedang duduk membicarakan sesuatu. Mengetahui ada yang datang, Gina langsung melihat ke arah pintu kelas dan mendapati Nisha sedang berada di dekat pintu dan sedang menatapnya juga, Gina langsung membuang mukanya dan berpura-pura tidak melihat Nisha, lalu melanjutkan obrolannya dengan teman-temannya. Nisha merasa kesepian. Biasanya Gina berada di sampingnya dan menemaninya membicarakan sesuatu yang random atau biasanya Gina juga membuat bahan tertawaan yang dapat membuatnya menangis dan juga membuat perutnya sakit karna leluconnya. Ia kangen dengan masa-masa seperti itu bersama Gina. Kini Gina membencinya hanya karena ia tidak mau percaya bahwa Cody menyukainya. Apa bener yang dibilang Gina? Gue rasa, itu nggak bakalan terjadi. Lagian Gue sekolah disini baru 4 bulan dan emang udah nggak kerasa banget.


Daritadi Nisha memikirkan banyak hal, tetapi ia tidak sadar tiba-tiba Jason menghampirinya.

"Sha?" Jason melambai-lambaikan tangannya di depan muka Nisha. "Sha? Hallo?" Jason memiringkan kepalanya sambil melambai-lambaikan tangannya lagi. "kenapa ni anak bengong? kata Jason dalam hati.

"Sha!" Jason sengaja mengencangkan suaranya agar Nisha sadar.

"Eh! ya? Jas? kenapa?" Nisha terlihat bingung dan sama sekali nggak tau kalau Jason sudah berada di sampingnya dari tadi.

"Lo kurang kerjaan banget deh nunggu di depan kelas, emang ngapain sih?" kata Jason.

"Oh, iya ya? gue tadi mau masuk tapi nggak jadi. Gue malah jadi bengong nih, malu-maluin banget!" balas Nisha.

"Oh, gituuu..eh btw bengong, mikirin siapa?? hayooooo? Gue atau Cody??" Ledek Jason. Sebenarnya ia penasaran dengan apa yang dipikirkan Nisha, karena sampai segitunyakah Nisha bengong dan nggak sadar juga kalo namanya dipanggil?

"hmm..engg..Gue nggak mikirin lo berdua. Ogahh, ngapain mikirin kalian berdua?" Kata Nisha sambil memasang senyum terbaiknya agar tidak ketahuan berbohong.

"Ah, masa? Kayaknya gue rada-rada nggak percaya nih..." Jason mengernyitkan alisnya dan melipat kedua tangannya.

"Iyaa, Jadi lo nggak percaya sama gue? Okelah, terserah lo juga" Nisha tiba-tiba merasa bete.

"Iyaiya deh,gue percaya,Sha. Apa sih yang nggak buat lo?" Jason kemudian memasang senyum mautnya.

"Heheehe, thanks Jas" Nisha pun membalas senyumnya.

Tiba-tiba jantung Nisha berdetak kencang. Gue kenapa? Kok kayaknya gue baru rasain sekarang perasaan ini? Nisha kemudian melihat wajah Jason yang kini juga menatapnya. Matanya,.... Ya Tuhan, Mata coklat muda itu..yang membuat nya tidak bisa menolak bila Jason menatapnya. Kenapa matanya begitu membuatnya tenang seperti saat....Cody menatapnya.

Jason menatap mata Nisha. "Kayaknya dia lagi gelisah" itu yang dirasakannya saat ia menatap kedua mata Nisha. Apa ada masalah antara dia sama Cody atau mungkin....Gina? oh iya ngomong-ngomong soal Gina. Ia lupa untuk menanyakan kepada Gina apakah mereka boleh ikut mengerjakan tugas seni musik dengan Cody di rumahnya. Tapi, itu sih gampang, sekarang ia masih ada Nisha di depannya, sedang menatapnya lagi, mata yang membuatnya nyaman juga saat ia menatap kedua matanya itu. Ada sesuatu yang tersembunyi di kedua bola mata itu dan ia ingin tahu.

"Sha, ikut gue yuk" ajak Jason.

"kemana? kan udah mau masuk" jawab Nisha.

"Hmm..bentarrr ajaaa, ya? pleaseee" mohon Jason.

"Yaudah dehh, tapi kalo telat apa risikonya??" tanya Nisha.

"Lo boleh peluk gue, cium gue dan lainnya,oke?" kata Jason dan kemudian menggenggam tangan Nisha.

"Idihhh,kalo itu semua gue nggak mau! Ogahhh" Kata Nisha sambil tertawa. Ia kaget ketika tangannya di genggam oleh Jason, ada sebersit rasa senang dihatinya.

"Yaudah deh,lo boleh jitak gue" kata Jason.

"Sip dehh!" balas Nisha.

Jason akhirnya membawa Nisha ke sebuah tempat. Tempatnya lumayan sepi. Dan Jason membawanya ke tempat duduk di taman sekolah. Taman sekolah tersebut lumayan dekat dengan kelas mereka, dan bila bel berbunyi ,maka akan terdengar juga sampai disini. Jason duduk di salah satu kursi dan ia menepuk-nepuk tempat di sebelahnya, menyuruh Nisha untuk duduk di sebelahnya.

"Sebenernya,lo ngapain sih bawa gue kesini?" tanya Nisha yang sejak dari tadi penasaran.

"Gue pingin berduaan sama lo aja" jawab Jason yang seketika membuat Nisha kaget sekaligus senang.

"Oh gitu..." balas Nisha.


Tiba-tiba suasana menjadi awkward...


Setelah beberapa menit berdiam diri dalam pikiran masing-masing, tiba-tiba bel masuk pun berbunyi. Nisha segera bangkit dari tempat duduknya dan seketika tangannya di tahan oleh Jason.

"Gue sayang sama lo,Sha, dari dulu sampe sekarang" kata Jason yang kemudian mengenggam tangan  Nisha sambil menatap kedua matanya.

"Gue nggak percaya, Gue perlu bukti" jawab Nisha mantap. Sebenarnya ia shock saat mendengar ucapan Jason barusan.

"Gue bakal buktiin ke lo kalo gue serius. Gue udah nunggu lo dari kelas 6,Sha! Waktu itu gue nggak berani ngungkapin perasaan ini ke lo karena gue takut kita bakalan nggak temenan lagi, akhirnya gue berniat jadiin lo sebagai sahabat gue aja, gue pacaran sama cewek-cewek di sekolah lama kita karna gue pingin cari orang yang sama kayak lo, dan setelah beberapa kali pacaran, gue nggak bisa dan nggak bakal mungkin ketemu seseorang kayak lo,Sha" Jason menjelaskan apa yang ia rasakan selama ini kepada Nisha.

"Oke, Gue bakalan tunggu bukti lo, Jas" Nisha kemudian tersenyum.

"Gue boleh nanya sesuatu ke lo?" tanya Jason.

"Boleh,emang apa?" jawab Nisha yang penasaran juga.

"Lo suka sama gue?" tanya Jason lagi. "Lo harus jawab pertanyaan gue, Sha" Jason melanjutkan kalimatnya lagi.

DEG. Serasa kesambar petir. Iya, memang ia menyukai Jason, tapi ada sesuatu yang mengganjal di pikirannya, dan she can't get him of her mind. Orang itu memang menarik dan funny as well, tapi ia lebih menyukai orang yang sedang berada di sampingnya sekarang. Jason adalah cinta pertamanya, sedangnya Cody? Ia hanya sebagai pelarian karna dia tau Jason nggak bakalan menyukainya dan juga karna ia sudah berbeda sekolah dengan Jason, tetapi ketika Jason datang dan mengatakan bahwa ia telah masuk di sekolah yang sama dan masuk ke dalam kelas yang sama dengannya, ia kaget luar biasa dan juga merasa senang. Dunia terasa sedang berbalik dan membuat dirinya berada di atas langit.

"Hmm..Gue.." Nisha bingung untuk menjawab pertanyaan itu.

"Yaudahlah, lo bisa jawab nanti aja, sekarang kita ke kelas aja, takut telat, nanti gue dijitak lagi sama lo" kata Jason dan kemudian menarik tangan Nisha. Keheningan pun terjadi saat mereka berjalan menuju ke kelas.

Nisha dan Jason datang saat murid-murid sedang bersiap-siap untuk berbaris. Cody dan Gina melihat Nisha dan Jason saat mereka baru datang. 

"Co" bisik Gina yang memanggil Cody di sebelahnya.

"Napa?" jawab Cody jutek.

"Lo tau kan, maksud gue?" tanya Gina.

"Kalo gue nggak tau, kenapa gue jawabnya jutek?" balas Cody. Cody melihat Nisha dan Jason masih berpegangan tangan. "Mereka abis dari mana ya?" tanya Cody dalam hati yang sebenarnya ia setengah mati penasaran  dengan apa yang dari tadi mereka lakukan sebelum bel berbunyi.

"Udah gue perkirakan itu,hahahha" Gina pun tertawa dan menonjok pelan lengan Cody.

"Aw! Sakit tau Gin! ternyata cewek-cewek tonjokkannya keras juga ya" Cody menggeleng-gelengkan kepalanya sambil mengusap-ngusap lengannya yang di tonjok Gina.

"Padahal itu pelan loh, masa sakit sih? Hmm, sakit karna gue tonjok lengannya atau karna ngeliat Nisha sama Jason pegangan tangann??" Gina meledek Cody dan kemudian melanjutkan kalimatnya "Noh, liat tuh mereka masih pegangan tangan, Ehem!" 

"iye, gue udah liat! Gue males ngeliat lagi" Cody lama-lama menjadi bete.

"Eh, btw kalian jadi kerjain tugas seni musiknya hari ini?" tanya Gina.

"iya, Jason udah tanya ke lo?" tanya Cody.

"Blom, mungkin nanti,kita liat aja nanti" jawab Gina.


                                                                           ***

Selama pelajaran, Nisha merasa bingung dan gelisah karena... JASON BARU AJA MENYATAKAN PERASAANNYA TADI! Nisha kaget luar biasa. Ia nggak tau mau mengatakan "iya" atau "nggak" saat nanti Jason menanyakan pertanyaan yang belum terselesaikan tadi.

Tiba-tiba Nisha mendengar Jason berbisik-bisik dengan Cody. Ia tidak tau apa yang mereka bicarakan tapi..kayaknya penting banget dan mereka serius banget.

"Co..Sorry ya gue nggak jadi ikutan dateng ke rumah lo buat bikin tugas seni musik bareng si Gina juga. Kapan-kapan aja deh ya gue datengnya" bisik Jason saat guru sedang menulis sesuatu di papan tulis.

"iya gapapa kok, lain kali juga bisa kok" balas Cody.

"Sipp dehh" kata Jason.

"btw, lo kenapa nggak jadi dateng ke rumah gue?" tanya Cody.

"Ada dehhh..rencana besok gitu..pokoknya R-A-H-A-S-I-A" Jason menyunggingkan senyumnya.

"iya deh..... yang main, rahasia-rahasian" balas Cody.

"Hehehe,sorry broo. Tapi kalo yang ini bener-bener rahasia" kata Jason.

"Hey! kalian berdua diam! Mau saya hukum?" Teriak Mr. Dani, guru ter-killer di satu sekolah ini.

"Sorry, sir" kata Cody dan Jason berbarengan.

"Shit! Rencana gue sama Gina, nggak berhasil!" kata Cody dalam hati.

                                                                                 ***


Bel tanda istirahat berbunyi. Semua anak-anak berhambur keluar kelas, terutama Nisha. Nisha mencari Jason, tetapi ia sama sekali tidak menemukannya. Nisha akhirnya sendirian berjalan ke kantin untuk makan. Biasanya, ia pergi ke kantin dengan Gina, tetapi sekarang tidak.

Nisha sudah sampai di kantin dan duduk di tempat yang belum di tempati oleh anak-anak yang lain. Nisha kemudian mengeluarkan kotak makan, lalu memakan masakan yang dibuat mamanya tadi pagi. Ketika sedang memakan makanannya, tiba-tiba seseorang duduk di kursi depannya. Sepertinya Nisha mengenal dia, tapi siapa? Nisha tidak mau melihat orang itu, ia kemudian melanjutkan makannya tanpa menghiraukan orang asing yang duduk di depannya itu. Saat ia menunduk, seragam orang tersebut kelihatan."Dia pake seragam NIS, dan dia pasti anak sini" kata Nisha dalam hati. Nisha sedang memikirkan kemungkinan siapa orang itu, ketika orang itu mengatakan..




"Hey, Can i sit here?" katanya.





Dan dari suaranya dia jelas-jelas adalah seorang laki-laki. Ketika Nisha mengangkat kepalanya untuk melihat orang tersebut.........








To be Continued....




Monday, November 7, 2011

#TheStory (Part 9: The Secret Plan #2)


Hari senin. Seperti biasa Nisha bangun dan langsung siap-siap ke sekolah. Ia kemudian turun dan ternyata Papa dan Mamanya sudah berada di meja makan dan sedang membicarakan hal-hal yang ringan seperti “gimana kerjaanmu, Pa?” “Jangan terlalu malam ya pulangnya nanti” “Mama udah nggak pegel-pegel lagi kan?” dan masih banyak lainnya. Sampai mereka sadar Nisha sudah berada di dekat meja makan dan ia langsung menarik kursi lalu mendudukinya.

“Good morning, Sha” Sapa Papa Nisha.

“Morning, Dad” balas Nisha, kemudian mengambil roti, lalu mengolesnya dengan mentega dan menaburinya dengan meses.

“Sha, Mama udah siapin makanan buat di sekolah tuh, jangan lupa bawa, nanti ketinggalan lagi” kata Mama Nisha.

“Iya, Ma. Nggak bakalan ketinggalan kok” Nisha kemudian memakan roti buatannya.

***

Cody sedang berjalan di koridor sekolah ketika tiba-tiba ia melihat Nisha sedang berbicara dengan Gina. Dari kejauhan Cody melihat mereka sedang membicarakan sesuatu yang penting, tapi ia tidak tau apa yang mereka bicarakan.

“Sha, lo harus percaya sama gue!” kata Gina.

“Tapi tetep gue nggak percaya! Mana buktinya? Nggak ada kan?!” Nisha sedikit membentak.

“Tau ah, lo gue udah bilangin tapi tetep aja nggak percaya! Sahabat macam apa lo? Sampe-sampe nggak percaya sama sahabat sendiri?” Gina kemudian pergi meninggalkan Nisha sendirian.

Gina benar-benar nggak habis percaya dengan kelakuan Nisha. Gina memberi tau pada Nisha bahwa Cody memang benar-benar suka padanya, tetapi Nisha malah tidak percaya dan masa bodo dengan perkataan Gina. Ia malah lebih mementingkan Jason dan berkata “Jason itu baik” atau “Jason itu Gentle banget! Dia perhatian banget sama gue” kata Nisha berseri-seri. Gina bertekad ingin segera membongkar apa yang tersembunyi pada Jason.

Gina ingin cepat-cepat sampai di kelasnya. Ia ingin duduk atau ngobrol dengan siapa saja untuk mengurangi rasa badmoodnya. Tetapi jalannya terhenti ketika Cody menghadangnya.

“Ngapain lo?” Tanya Gina.

“Gue cuma pingin tanya. Apa yang lo bicarain sama Nisha tadi?” Cody melipat kedua tangannya.
“Emang gue harus cerita?” balas Gina.

“Iyalah, kan kita udah sepakat bakal kerja sama” jawab Cody.

“Okelah. Ini tentang lo!” kata Gina.

“Emang lo bicarain apaan tentang gue ke Nisha? Tadi tuh gue ngeliat kalian kayak serius banget ngomong, tadinya pingin gue samperin, tapi lo tadi tiba-tiba ngebentak dia terus langsung ngeloyor pergi, sampe-sampe gue nggak tau lo kemana” Kata Cody panjang lebar.

“Gue tuh cuma bilang ke dia, kalo emang bener lo tuh suka sama dia. Terus tau nggak tanggapan dia gimana? NGGAK ADA! Dia tuh cuma ngebangga-banggain si Jason, katanya Jason itu baik, perhatian, terus gentle” Gina kemudian menarik panjang nafas untuk mengurangi emosinya.

“Jadi gitu..” jawab Cody mangut-mangut.

“Perasaan gue nggak enak sama Jason, kayak kalo di liat dari mata dan gayanya, dia kayak nyembunyiin sesuatu dan kita harus cepet-cepet tau sebelum terlambat!” kata Gina semangat.

“Iya, gue setuju dengan kata-kata lo itu..” kata Cody.

“Tapi gimana caranya kita bisa tau apa yang disembunyiin sama Jason?” Cody melanjutkan kalimatnya.

“Gue juga nggak tau, tapi gue yakin suatu hari pasti kita bisa ngebongkar. Mungkin aja besok, lusa, minggu depan, atau mungkin beberapa bulan lagi” jawab Gina mantap.

***

Nisha sedang duduk di kelas, ketika Cody dan Gina datang bersama-sama. Gina menatap penuh kebencian pada Nisha. Ia sendiri biasa-biasa saja karena memang apa salah dia? Sampe-sampe tadi pagi Gina datang kepadanya dan bercerita bahwa Cody menyukai dirinya. Memang Nisha senang. Tapi ada sesuatu yang membuat hatinya tidak begitu senang. Jason. Dia memang akhir-akhir ini menghiasi dan mewarnai hari-harinya. Sebelum Jason datang, memang Cody yang ada di hidupnya. Tapi itu tidak terjadi lama karena Jason tiba-tiba muncul di sekolah ini dan mengatakan kalau dia resmi bersekolah disini dan yang mengagetkan lagi, dia memilih sekelas dengan Nisha.

Nisha melihat arah jalan Gina. “Dia duduk di belakang gue nggak ya? Udah lah bodo amat, gitu aja pake dipikirin segala, lagian  gue juga nggak salah apa-apa” kata Nisha dalam hati. Dia lama-lama kesel juga dengan kelakuan Gina padanya.

Ternyata apa yang diperkirakan Nisha benar. Gina tidak duduk di belakangnya melainkan duduk di dekat teman lainnya. Nisha hanya cuek dan tidak perduli, karena yang duduk di sebelahnya Jason dan Cody.

“Sst, Sha!” Cody memanggil sambil berbisik.

“kenapa?” jawab Nisha singkat.

“Lo jangan masukin ke hati ya, kata-katanya si Gina yang tadi pagi, anggap aja itu kucing lewat, dan nggak pernah terjadi” kata Cody.

“Oke kalo lo maunya begitu” balas Nisha.

“Eh btw,  kita kapan ngerjain tugas seni musiknya? Waktunya dikasih cuma 1 bulan doang” tanya Cody.

“Eh iya! Sampe lupa gue ada tugas seni musik, kita blom bikin lagunya juga lagi! Parah nih, padahal bentar lagi harus di tunjukin ke Ms. Mary” kata Nisha panik.

“hmm..kan waktu itu kita sempet bicarain kalo kita bakalan kerjain di rumah gue, gimana? Waktu itu juga lo setuju, tapi terserah lo juga kalo mau dikerjain di rumah lo” balas Cody.

“yaudah deh kerjainnya di rumah lo aja” kata Nisha.

“Okelah, nanti kabarin gue lagi jadinya hari apa kita kerumah gue” balas Cody kemudian membuka bukunya yang sudah di letakkannya di meja dari tadi.

“Sip” balas Nisha singkat.

***


Cody sedang duduk di tempat tidurnya ketika Handphone nya berbunyi. “Semoga Nisha yang telepon” mohon Cody. Tetapi apa yang dipikirnya tidak sesuai harapan. Layar telepon nya itu menunjukkan nama Jason berkedip-kedip.

“Ya? Kenapa Jas?” tanya Cody langsung.

“Nggak apa-apa,Co. cuma nelfon doang” balas Jason.

“Pasti ada apa-apa nya, bilang aja kale” kata Cody.

“ehmm..eemmm…” Jason terdengar ragu-ragu untuk ngomong.

“Udah bilang aja, emang gua singa atau macan yang mau makan lo?” balas Cody sambil tertawa.

“Lo nanti kerja kelompok seni msuik sama Nisha ya?” Cody menangkap nada tidak rela dari Jason.

“Iya,emang kenapa?” tanya Cody.

“Kapan?”  kata Jason.

“Blom tau, Nisha belum hubungin gue dan kasih tau jadinya hari apa” balas Cody.

“Oh,okeoke” balas Jason singkat.

Mereka terdiam beberapa menit.

“Kenapa Jas? Lo mau ikut? Boleh aja sih, asal lo ajak sama pasangan lo tuh, si Gina, kalian emang blom kerjain juga kan? Jadi mending sekalian aja sama kita, gimana?” tanya Cody.

“Boleh sih, tapi nggak tau si Gina mau atau nggak” kata Jason.

“Ya lo tanya lah, pas besok di sekolah” kata Cody.

“Iya deh, semoga aja dia mau, soalnya..ya lo tau kan Co” Jason menggantung kalimatnya.

“Iya gue tau, karna ada Nisha kan?” Cody meneruskan kata-kata Jason.

“he-eh” kata Jason.

“eh gua ada tugas nih yang belum selesai, bye! and thanks bro, see you tomorrow!” kata Jason.

“Okay, see you tomorrow” balas Cody lalu kemudian memencet tombol merah di handphonenya.

Cody kemudian mencari nama Gina di phone listnya. AHA, dapet juga! Cody langsung menekan tombol hijau lalu terdengar sambungan telepon.

“Hallo? Gin?” tanya Cody.

“Iya bener, ngapain Co nelpon gua? Ada yg penting?” tanya Gina.

“penting banget! Barusan Jason nelpon gua” kata Cody bersemangat.

“Terus? Terus? Dia bilang apa?” Gina semakin penasaran.

“Iya, tadinya dia kayak ragu-ragu gitu kasih tau, tapi akhirnya gue paksa dan ternyata dia tuh tau kalo gue sama Nisha mau kerja bareng buat tugas seni musik, dan parahnya lagi, dia tuh kepingin ikut karna tadi gue pancing dia, gue bilang ke dia “Kenapa Jas? Lo mau ikut? Boleh aja sih, asal lo ajak sama pasangan lo tuh, si Gina, kalian emang blom kerjain juga kan? Jadi mending sekalian aja sama kita, gimana?” eh dia malah kayak kesenengan gitu terus udah nggak sabar pingin nanya ke lo kalo lo mau atau nggak ikut kerja bareng di rumah gue” Jelas Cody panjang lebar.

“Hmm….masalahnya gue juga bingung nih,Co” kata Gina.

“bingung kenapa?” tanya Cody.

“Nggak apa-apa, tapi kayaknya gue tau jawaban gue apaan kalo dia nanya besok” kata Gina.

“Emang apa?” tanya Cody lagi karna penasaran.

“hmmm..kasih tau nggak yaaaa?” Gina mengeluarkan nada jailnya.

“yang bener dong,Gin. Gua penasaran nih!” kata Cody.

“Okeoke…bentar” Balas Gina.

Tiba-tiba sambungan teleponnya terputus. “Sialan!” gerutu Cody. Cody mencoba untuk menelepon Gina lagi, ketika tiba-tiba ada bunyi tanda SMS masuk. “Dari Gina rupanya” kata Cody. dan saat Cody melihat SMS tersebut, Cody hanya bisa tersenyum lalu menghapus SMS tersebut agar tidak ada seorang pun yang tau, kecuali dia dan Gina.

*Thanks for Reading!:)
btw gue udah lama banget nggak nulis CLS #TheStory, lagi nggak ada ide soalnya dan nggak ada waktu jg buat nulis. Jadi sorry ya kalo harus nunggu berminggu-minggu..hehehe. V

...Apa jawaban Gina???...tunggu part 10 nya  ya :)

Sunday, October 16, 2011

#TheStory (Part 8: The Secret plan)


Nisha berharap ia akan berpasangan dengan Cody atau Jason, setidaknya bukan dengan teman-teman cowoknya yang nyebelin dan nggak mau kerja kalo ada tugas dari guru.

“Kamu berpasangan dengan Jason” kata Ms Mary.

“Yess! Gue sekelompok sama Nisha lagi!” kata Jason dalam hati.

“kenapa harus Jason? Kenapa bukan gue?” kata Cody dalam hati sambil melirik ke Jason.

“Gapapa deh sama Jason..” kata Nisha dalam hati.

“Sorry sebelumnya, Nisha, tapi saya rasa kamu lebih cocok dengan…” Ms. Mary menggantung kalimatnya.

“Cody” lanjut Ms Mary.

“What? Nggak mungkin! Nggak mungkin!! Kok bisa gitu?” kata Jason dalam hati sambil menengok ke arah Cody.

“Oh yeah! Makasih banget Tuhan! Akhirnya gue ada kesempatan buat deket sama Nisha” Ucap Cody dalam hati.

“Yah…kok Cody?” ucap Nisha dalam hati.

“Bagi kalian yang sudah mendapat pasangan, bisa langsung keluar kelas. Cody dan Nisha? Silahkan keluar dari kelas dan kalian bisa ke ruang perpustakaan untuk membicarakan lagu apa yang akan kalian mainkan” kata Ms Cecil.

“Oke, Miss” jawab Cody dan Nisha bersamaan.

Cody dan Nisha keluar dari kelas. Cody sempat melihat, beberapa murid memandang padanya dan Nisha saat berjalan keluar kelas, terutama Jason. Jason menatap Cody dengan cara berbeda. Seperti ingin mengatakan bahwa ia tidak rela bahwa dirinya berpasangan dengan Nisha. Cody dan Nisha perlahan melangkah keluar kelas dan mereka pun menghilang dari pintu kelas.

“Em..jadi kita ke perpustakaan kan?” tanya Cody yang lebih dulu membuka pembicaraan.

“Iya” jawab Nisha singkat.

“Lo nggak mau ya sekelompok sama gue? Atau lo mau sama Jason?” tanya Cody lagi.

“Nggak kok, gue mau-mau aja sekelompok sama lo” jawab Nisha dan kemudian memandang Cody.

“Oke, kalo gitu” balas Cody.

Tak berapa lama, mereka akhirnya sampai di perpustakaan. Mereka kemudian mencari tempat dan duduk. Dan sekarang mereka duduk berhadapan. Suasana menjadi awkward karena tidak ada yang memulai pembicaraan. Nisha hanya memperhatikan tangan dan jarinya sedangkan Cody hanya membolak-balikkan kertas yang di bawanya tadi.

“Kita jadinya mainin lagu apa?” tanya Nisha.

“Apa ya?” jawab Cody singkat.

“Gue juga bingung” kata Nisha.

“Gimana kalo kita bikin lagu sendiri?” usul Cody.

“Terserah sih, kapan bikinnya?” tanya Nisha.

“Gimana kalo di rumah gue?” tanya Cody.

“Ya boleh aja sih” kata Nisha.

“Ya udah, lo bisanya kapan,Sha?” tanya Cody.

“hmm..besok bisa” jawab Nisha.

“Sip, lo bisa main gitar kan?” Cody bertanya sambil menulis sesuatu di kertasnya.

“Iya, lo kok..tau?” jawab Nisha heran.

“Iyalah gue tau” kata Cody.

“Yaudah” jawab Nisha singkat.

“Lo nggak marah kan, Sha?” tanya Cody.

“Nggak kok” jawab Nisha heran.

“Oke kalo gitu” balas Cody.

***

Kelas  menjadi sepi karena satu persatu murid keluar untuk membicarakan tugas seni musik mereka dengan pasangannya masing-masing. Yang tersisa di kelas hanya Jason dan Gina. Mau nggak mau mereka harus berpasangan.

“Ya, jadi sisa kalian berdua disini, berarti kalian sekelompok” kata Ms Mary.

“Tapi Mi-“ sergah Gina.

“Nggak ada tapi-tapian, kalian harus sekelompok!” Ms Mary memotong kalimat Gina.

“Okay..Miss” jawab Gina malas.

“Kalian boleh keluar kelas dan cari tempat untuk membicarakan lagu apa yang akan kalian pakai” kata Ms Mary.

“Iya Miss” jawab Gina dan Jason berbarengan.

Mereka kemudian pergi dari kelas, dan menuju ke kantin.

“Gimana? Kita mau mainin lagu apa?” ucap Jason membuka pembicaraan. Sedari tadi Gina hanya diam-diam terus ketika sampai di kantin.

“Nggak tau gue. Terserah lo aja. Gue sih iya-iya aja.” Jawab Gina dengan jutek.

Gina memang tidak suka dengan kehadiran Jason yang secara mendadak ini. Akhir-akhir ini Nisha seperti menjauh dari Gina. Nisha lebih sering dengan Jason. Entah kenapa Gina sangat kesal melihat kedekatan Jason dengan Nisha. Bukan berarti Gina cemburu, tetapi dia lebih mendukung Cody dekat dengan Nisha.

“Eh, disuruh ama Ms. Mary balik ke kelas tuh. Bentar lagi soalnya udh mau ganti jam pelajaran” teriak salah satu anak dari kelas 8A.

Tanpa lama-lama, Gina langsung berdiri dan kembali ke kelas. Dalam perjalanan ke kelas, Gina kebetulan bertemu dengan Nisha yang hendak balik ke kelas juga. 

“Sha!woy Sha! Tungguin gue!” teriak Gina.

“Gak usah pake teriak-teriak juga kale” ucap Nisha saat Gina sudah berada di sampingnya sekarang.

“Oh iya, gue sekelompok noh ama Jason. Ngomong-ngomong lo jangan deket-deket Jason deh. Perasaan gue nggak enak. Gak tau kenapa. Lo nggak sadar apa semenjak Jason pindah kesini, lo jadi ngejauhin Cody. Padahal Cody udah ngasih tanda-tanda tertarik sama lo. Lo lupa dulu lo yg selalu muja-mujain Cody?” Ucap Gina.

“Lah emang kenapa Jason? Selama ini dia baik banget ke gue. Masalah perasaan lo nggak enak, mungkin itu cuma perasaan lo aja. Tertarik sama gue? Itu gak mungkin banget. Seorang Cody yang banyak disukain cewek-cewek di luar sana, bakalan suka sama gue? Sedangkan perasaan gue ke Cody cuman sekedar ngefans doang. Dan lo juga tau, diantara mereka berdua, gue bakalan pilih siapa.” Jawab Nisha lalu meninggalkan Gina di koridor kelas.

                                                                             
  ***

Gina bertekad untuk menanyakan ini kepada Cody. Cody harus berbuat sesuatu. Gak mungkin dia langsung ‘give up’, dan biarin Nisha sama Jason. Setelah mencari-cari, ternyata Cody berada di taman belakang sekolah.

“Hey! Jangan bengong. Semenjak kapan lo jadi galau begini? Mikirin Nisha ya?” bisik Gina tepat di kuping Cody.

“Woy! Ngagetin gue aja. Hmm…enggalah. Ngapain mikirin Nisha, kalo emang dia nggak mikirin gue?” balas Cody dengan muka murung.

“Udahlah gak usah boong. Gue tau kali, lo lagi mikirin Nisha. Ngomong-ngomong, kenapa lo cuman diem aja? Lo rebut dong hatinya Nisha. Padahal tadinya dia ngefans loh sama lo. Ups…” ucap Gina. Gina refleks menutup mulutnya dengan tangannya.

“Apa lo bilang? Ngefans sama gue? Gue kan akhir-akhir ini off dari schedule manggung, mau focus ke pelajaran. Mungkin nanti pas SMA gue aktif lagi. Dan pasti nama gue meredup. Kok bisa dia tau seorang Cody Simpson?” ucap Cody kaget.

“Iya..iya..please ya jangan kasih tau Nisha kalo gue keceplosan. Bisa digorok gue. Kalo masalah ngefans, dia katanya ngefans sama lo dari kelas 6. Dia taulah Cody Simpson. Dulu kan pas kelas 5-6 gitu lo booming banget. Dan itu baru sekitar 2 tahun yang lalu. Orang-orang masih tau lo lah..” jawab Gina panjang lebar.

“Gue shock. Lo nggak boong kan?” kata Cody dengan mata yang makin membulat.

“Lo gak percayaan amat sih. Sumpah deh!” kata Gina sambil mengangkat jari-jari tangannya hingga membentuk huruf ‘V’.

“Oke, oke. Gue percaya. Soal apa yang lagi gue pikirin, emang bener gue mikirin Nisha. Gue sadar semenjak Jason pindah kesini, Nisha makin menjauh. Dan akhir-akhir ini gue tau, kalo Jason emang suka sama Nisha dari kelas 6. Bayangin udah 3 tahun! Ya gue ngalah, walau hati ini belum rela ngelepasin dia. Dan parahnya lagi, Jason minta gue bantuin dia deketin Nisha. Gue harus gimana Gin?” curhat Cody sedih. Ia sudah putus asa.

“Gue mau ceritain lo satu hal. Kayaknya feeling gue nggak enak tentang hubungan Jason sama Nisha. Gak tau kenapa, tapi anehnya gue yakin. Gini aja, lo bantuin Jason aja. Nah selama lo bantuin, gue cari-cari informasi tentang Jason. Kalo gue udah banyak ketemu informasi-informasi tentang Jason, entar kita omongin sama-sama, gimana? Setuju?” Ucap Gina bersemangat.

“Oke kalo gitu. Deal. Jadi gue tetep bantuin Jason deketin Nisha gitu?” Tanya Cody.

“Yup, dan jangan sampe Jason tau rencana kita” Kata Gina pada Cody.

“Sip, you can count on me” balas Cody sambil mengedipkan matanya.

“Eh, ke kelas yuk, nanti kita telat lagi” Kata Gina sambil melihat jam di tangannya.

“Eh iya, kita keasikan sih ngobrol di sini, yaudah yuk” Balas Cody.

Mereka kemudian berdiri dan berjalan ke kelas.

“Semoga rencana kita berhasil ya” Kata Gina sambil menatap wajah Cody.

“Amin!” Jawab Cody dan kemudian tersenyum pada Gina.


*Thanks for reading!:)
 btw, sorry ya akhir-akhir ini nge-post CLS #TheStory nya lama,hehehe.
 Jangan lupa kasih comment, kritik dan saran! Bisa ditulis disini/mention di twitter:)

Bagaimana rencana mereka? Apa bakalan berhasil/nggak? Tunggu di part 9 yaa