Thursday, December 15, 2011

#TheStory (Part 11: Something about his past)

Ternyata dia....Joshua. Biasanya dipanggil Josh. Setau Nisha, Josh adalah kakak kelasnya. Kalo di liat-liat Josh juga ganteng, pintar dan postur tubuhnya juga seperti Cody...wait,wait. Kenapa gue jadi banding-bandingin Josh sama Cody? Yeah, Whatever.

"Gue boleh duduk disini nggak?" tanyanya lagi.

"Eh, iya, boleh kok, kak" jawab Nisha.

"Santai aja kali sama Gue" kata Josh. Ia pun langsung duduk.

"Oke kak" kata Nisha dan kemudian melanjutkan makannya. 

"Okay, ini bener-bener nggak enak. Mana gue diliatin sama anak-anak lain lagi" kata Nisha dalam hati.

"Nama lo Nisha kan?" tanya Josh santai.

"Iya kak" 

"Kelas 8A kan?" tanyanya lagi.

"Iya kak" Jawab Nisha.

"Eh, btw you can call me Josh, dont use the "kak" word, okay?" kata Josh sambil memakan mie nya yang dibelinya tadi.

"Oke kak- eh, Josh" balas Nisha ragu-ragu. Sebenarnya ia tidak enak dengan hanya memanggil nama panggilan ke kakak kelasnya yang satu ini, karena rasanya tidak sopan. Tetapi karna dia yang meminta, apa boleh buat?

"Lama-lama juga kebiasaan kok,Sha" kata Josh.

"Iya, btw aku harus ngomong sama kamu pake "aku/kamu" atau "gue/lo"? tanya Nisha.

"aku/kamu aja biar keliatan lebih...hmm..nevermind,hahaha" jawab Josh dan kemudian tertawa.

"oke deh" Nisha kemudian melanjutkan makanannya yang daritadi belum selesai.

"kamu kenal ya sama Cody & Jason?" tanya Josh setelah beberapa menit mereka berdiam dan hanya memakan makanan di depan mereka.

"Iya, emang kenapa? kamu kenal sama mereka?" Nisha bertanya balik.

"Kenal lah, tapi nggak terlalu deket, paling kita kadang cuma sekedar ngomong doang kalo ketemu" jawab Josh tenang.

"Ohh,..gituu" jawab Nisha. Makanannya sudah habis dan ia ingin berpamitan dengan Josh karena ia ingin cepat-cepat ke kelasnya.

"Aku-" kata Nisha dan Josh berbarengan. Mereka kemudian tertawa.

"Kamu duluan aja yang ngomong" kata Josh.

"Kamu aja duluan" kata Nisha juga. Mereka sama-sama tertawa karena sudah kedua kalinya mereka mengatakan hal yang sama dalam waktu berbarengan.

"Okay, kalo gitu. To the point aja ya,Sha. Aku boleh minta no HP kamu nggak? Nggak juga gapapa kok" tanya Josh.

"Boleh kok" jawab Nisha. Ia kemudian memberi tau no HPnya dan Jason juga memberikan no HP nya.

"Sip deh, Thanks,Sha" ucap Josh, lalu mengembalikan HP-nya ke kantong celananya.

"Giliran aku ya? Jadi, Aku cuma mau pamitan, hehe, mau balik ke kelas aku duluan" kata Nisha. Ia sudah bersiap-siap untuk berdiri dan pergi.

"Eh, aku juga udah selesai kok, barengan aja jalan ke kelasnya" kata Josh. Kini ia sudah berdiri di sebelah Nisha. Mereka kemudian berjalan ke kelas.

"kamu kelasnya di lantai berapa?" tanya Nisha saat mereka menaiki tangga ke lantai 2.

"Di lantai 3, cuma  beda 1 lantai kok" Josh tersenyum.

"Ohh.." Nisha kemudian terdiam sambil menginjak setiap anak tangga. "Kok gue bisa langsung seakrab gini ya sama Josh? Padahal kan baru kenalan beberapa menit yang lalu" kata Nisha dalam hati.

"Aku ke kelas duluan ya, kamu lanjut ke atas kan?" tanya Nisha. Tidak terasa mereka sudah sampai di lantai 2.

"Iyalah, hahaha, Emang kamu mau aku anterin ke kelasmu dulu?" kata Josh iseng. Ia paling suka bila Nisha tersenyum dan juga melihat ekspresi mukanya yang sedang bingung.

"Nggak usah, Josh" Nisha kemudian tersenyum.

"Okay, see you after school" Josh pun tersenyum kepada Nisha, dan melanjutkan menaiki tangga ke kelasnya.

Nisha langsung berjalan ke kelasnya. Saat sampai di depan kelas, ia mendengar ada 2 orang yang sedang berbicara di dalam kelasnya.

 "Gue kenal nih suaranya.." kata Nisha.

Ia langsung memasuki kelas dan menemukan Cody dan Jason di dalam. 

"Eh, Nisha.." kata Jason.

"Hey,Sha" sambung Cody.

"Lo berdua ngapain disini? Berduaan lagi" tanya Nisha curiga.

"hmm..ya kita ngobrol aja" kata Cody.

"Yoi, bener banget" sambung Jason.

"Gue rada-rada nggak percaya. Kalian kan bisa ngomong di lapangan atau nggak di kantin, kenapa di kelas?" tanya Nisha karena tidak puas dengan jawaban yang dikatakan Cody dan Jason.

"Ya..gapapa dong, ya kan Co?" kata Jason pada Cody.

"yup" kata Cody singkat.

"Yaudah deh" Nisha kemudian berjalan ke tempat duduknya. 

Cody dan Jason kemudian keluar kelas. Ia sebenarnya penasaran dengan apa yang dibicarakan Cody dan Jason. Ia memang type orang yang penasaran dan juga memiliki rasa keingintahuan yang tinggi dengan apa yang dibicarakan orang. Karna itu ia penasaran dengan apa yang dibicarakan Cody dan Jason di kelas.

Nisha langsung melupakan tentang Cody dan Jason. Sekarang ia memikirkan tentang Josh. Ia tidak menyangka bahwa Josh akan mengajaknya kenalan. Nisha juga senang bila berkenalan dengan banyak orang karena ia juga type orang yang gampang bersosialisasi dengan orang-orang di lingkungan sekitarnya.

Ketika sedang asyik melamum dan memikirkan tentang Josh, tiba-tiba ada seseorang yang memasuki kelas. Ternyata, Gina. Ia sudah lama tidak berbicara dengannya. Tetapi sekarang ia membutuhkan Gina dan ingin curhat sebanyak-banyaknya kepada Gina. 

Gina berjalan ke kursinya, sejak ia berantem dengan Nisha. Ia pindah tempat duduk ke bagian belakang. Nisha ragu-ragu untuk langsung mendatangi Gina dan meminta maaf, tetapi setelah dipikir-pikir,.. keputusannya pun sudah bulat, dan Nisha akhirnya membalikkan badannya dan menghadap kearah Gina.

"Gin" kata Nisha.

"hmm?" Gumamnya. Ia tidak menatap Nisha, ia tetap fokus terhadap novel yang sedang dibacanya.

"Lo bisa nggak? nggak baca bentar terus liat muka gue?" pinta Nisha.

"Oke kalo itu yang lo mau" Gina meletakkan novelnya lalu menatap muka Nisha. 

"Ngomong apa?" tanya Gina lagi.

"Gue mau minta maaf" kata Nisha setelah mengumpulkan keberaniannya.

"Buat apa lo minta maaf?" tanya Gina.

"Karna kejadian yang waktu itu dan gue nggak percaya sama sahabat gue sendiri" jawab Nisha.

"Sekarang lo percaya sama omongan gue yang waktu itu?" tanya Gina.

"hm..gue belom percaya. Dia nggak memberi tanda-tanda kalo dia tertarik sama gue" balas Nisha.

"Oh..Yaudah" kata Gina singkat.

"Jadi lo maafin gue nggak?" tanya Nisha.

"Iya, Gue maafin lo. Gue juga minta maaf karna gue terlalu keras kepala dan mentingin diri sendiri" kata Gina dan kemudian tersenyum.

"Thanks Gin! you're the best!" Nisha kemudian berdiri, menghampiri tempat duduk Gina lalu memeluknya.

"Yeah, you're welcome. You too" Gina membalas pelukan Nisha.

"So, who's the boy, yang tadi duduk sama lo di kantin??" tanya Gina.

"Lo tau darimana?" Tanya Nisha.

"I saw it with my own eyes" kata Gina.

"Hm..dia..he's our senior" Nisha menjawab dengan malu-malu.

"You like him, don't you?" tanya Gina. Ia sudah tau dari ekspresi wajah Nisha.

"Nggak kok, Gue cuma tertarik sama dia, tapi itu cuma dikit, abis tadi dia baru ajak kenalan sama gue, tapi rasanya tuh kita udah kayak temen lama dan dekat" jawab Nisha.

"Yeah, Yeah, I know, gimana rasanya. Terus, cerita dong apa yang lo alamin selama kita berantem" Gina tersenyum jail.

"Gue udah pasti akan cerita sama lo,Gin. Tapi nanti aja pas gue pulang dari rumah Cody buat kerjain tugas seni musik" kata Nisha.

"Oke deh, promise?" kata Gina.

"I promise" balas Nisha. Ia senang akhirnya bisa ber-maafan dengan Gina, satu sahabat terbaiknya selama ia bersekolah di NIS.



                                                                                ***


Nisha berada di sebuah kamar. Kamar tersebut di cat dengan warna biru muda, dan di dindingnya  dihiasi oleh beberapa koleksi poster musisi favorite nya seperti Michael Jackson, Jason Mraz, dan yang lainnya. Kamar tersebut dilengkapi dengan TV, DVD player, xbox, PSP, dan masih banyak lainnya.  Di sudut kamar tersebut, ada sebuah gitar elektrik dan satu gitar acoustic, ia tahu bahwa Cody memang suka memainkan gitar. Saat sedang memperhatikan kamar, ada satu hal yang paling menarik. Sebuah foto yang dibingkai rapi. Nisha kemudian berjalan mendekati foto tersebut. Di foto tersebut ia melihat seorang anak kecil kira-kira berumur 4 tahun, sedang memeluk kedua orangtuanya dengan erat. Mereka terlihat bahagia dan anak kecil itu memiliki wajah yang lucu, polos, lugu sekaligus menggemaskan.

Tiba-tiba Cody sudah berada di sebelah Nisha. Nisha sedikit kaget tetapi kemudian melanjutkan untuk memperhatikan foto tersebut.

"Keliatan bahagia banget ya gue disitu" kata Cody. Ia tersenyum kecut.

"Banget, rasanya gue pingin nyubit pipi lo" balas Nisha kemudian tersenyum.

"Sebenernya gue juga kangen masa-masa dulu" Cody meninggalkan Nisha dan berjalan ke jendela yang berada di kamarnya, ia menatap keluar jendela. Menerawang masa lalunya.

"Gue kangen mama, gue kepingin mereka balik seperti dulu. Tapi gue tau, itu nggak mungkin" Cody mengembuskan napasnya. Putus asa.

"Kenapa lo nggak pernah cerita ke gue? Gue kan bisa jadi tempat curhat lo" kata Nisha. Ia berjalan ke sebelah Cody.

"Gue cowok, Sha. Lagian gue juga sebagai seorang anak laki-laki harus kuat untuk menghadapi semua ini. Gue sayang mama dan papa. Waktu gue baru umur 5 tahun, mama memutuskan untuk pergi dari rumah, tapi mama nggak ngebawa gue dan menyerahkan segala tugas untuk ngurus gue, ke papa" cerita Cody.

"Tadinya gue nggak mau, dan gue pingin tetep ikut mama. Tapi akhirnya gue sadar, gue nggak bisa ngelawan dan terpaksa untuk ngikutin semua kemauan mama" Cody menyudahi ceritanya.

"Sorry ya, Co" Nisha merasa perhatian, dan juga sedih mendengar cerita Cody.

"Sorry buat apa?" tanya Cody.

"Karna gue nggak sengaja ngebuat lo cerita tentang masa lalu lo, yang menyeramkan dan sedih itu" Nisha secara tidak sadar menggenggam tangan Cody. Ia ingin Cody merasa bahwa ia tidak sendirian  untuk menghadapi semua ini.

"Gapapa kok, gue seneng cerita ini ke lo. Rasanya lebih tenang" Cody menatap wajah Nisha yang berada di sebelahnya.

"Kapan-kapan kalo lo ngerasa pingin cerita apa gitu ke gue. Jangan sungkan-sungkan untuk cerita ke gue ya, Co" kata Nisha, ia bersandar di lengan Cody. Rasanya tenang dan aman bersama Cody.

"iya" satu kata yang singkat yang diucapkan Cody.

"Oh ya, kita jadi kan mau bikin tugas seni musiknya?" tanya Nisha sambil melepaskan tangannya dari tangan Cody.

"Iya, yuk kerjain" kata Cody.

Cody mengambil gitarnya, sedangkan Nisha menyediakan alat-alat tulis untuk menulis lagu. Cody memainkan sebuah lagu. Rasanya. Indah. Tentram. Hangat. Itu yang dirasakan Nisha saat mendengar Cody memainkan gitar sekaligus bernyanyi. Sebutir air bening menetes dari mata Nisha. Ia menghapusnya, tetapi kemudian ada sebutir air menetes lagi dari matanya, tetapi kali ini ia tidak dapat menahannya. Air mata pun turun. Cody yang sedang memainkan gitar dan bernyanyi, seketika menghentikan kegiatannya dan menghampiri Nisha yang sedang menangis.

"Lo kenapa, Sha?" tanya Cody khawatir.

"Nggak. Gue gapapa kok, gue cuma sedih aja" jawab Nisha.

"Ohh, yaudah, lo jangan nangis lagi ya, Sha" Cody menghapus air mata Nisha.

"Iya, Co. Tapi, lagu barusan yang lo nyanyiin. Itu bener ciptaan lo sendiri?" tanya Nisha yang sekarang  merasa lebih baik.

"Yes, and that song is for my mom" kata Cody.

"Bener-bener lagu yang menyentuh, gue aja sampe nangis" Nisha menghapus kembali air matanya.

"Thanks, Sha" Cody pun tersenyum.

Mereka kemudian melanjutkan tugas mereka. Setelah berjam-jam membuat nada dan lyricnya, akhirnya judul lagu tersebut adalah  "Perfect".

I will do anything to be with you
There's nothing, in the world
To make me, give up boy
I will do anything to be with you
If that's what it takes, whatever it takes
I've got what it takes



Begitulah salah satu lyricnya. Setelah berdiskusi, akhirnya mereka memutuskan bahwa Cody yang akan memainkan gitar, sedangkan Nisha yang bernyanyi. Mereka menyelesaikan tugas seni musik mereka tepat pada jam 7 malam.


"Ternyata lama juga ya kita kerjanya" kata Nisha sambil membereskan alat-alat tulisnya.

"Iya, yang penting kan udah selesai, ya nggak?" Cody kemudian menaruh gitarnya ke tempatnya kembali. Sudah 4 jam dari jam 3 sore mereka membuat lagu kemudian berlatih. Cody merasa senang Nisha berada di sampingnya saat ini juga. Rasanya ia tidak ingin masa-masa seperti ini berakhir. Tetapi ia tau, waktu akan terus berjalan.


"Co, gue pulang dulu ya, thanks for today , Gue bener-bener seneng hari ini" kata Nisha saat mereka berhenti di depan pintu rumah Cody.


"Iya, hati-hati ya, Sha" balas Cody.


"See you tomorrow! Bye!" Nisha berjalan ke mobilnya dan sebelum memasuki mobilnya, ia melambaikan tangannya kepada Cody. Seketika Nisha masuk ke mobil dan mobil pun melaju kencang dan menghilang dari rumahnya.





To Be Continued....




Tuesday, December 6, 2011

#TheStory (Part 10: Am i really in love?)

Tiba-tiba sambungan teleponnya terputus. "Sialan!" gerutu Cody. Cody mencoba untuk menelepon Gina, ketika tiba-tiba ada bunyi tanda SMS masuk. "Dari Gina rupanya" kata Cody. Ia langsung membuka inbox message nya dan nama Gina terpampang di layar HP-nya "Gue bakalan jawab, Iya" dan saat Cody melihat SMS tersebut, Cody hanya bisa tersenyum, lalu menghapus SMS tersebut agar tidak ada seorang pun yang tau, kecuali dia dan Gina.

                                                                          ***

Keesokan harinya Nisha datang seperti biasanya. Ia langsung ke kelas, sampai dikelas ia melihat Gina bersama teman-teman lainnya sedang duduk membicarakan sesuatu. Mengetahui ada yang datang, Gina langsung melihat ke arah pintu kelas dan mendapati Nisha sedang berada di dekat pintu dan sedang menatapnya juga, Gina langsung membuang mukanya dan berpura-pura tidak melihat Nisha, lalu melanjutkan obrolannya dengan teman-temannya. Nisha merasa kesepian. Biasanya Gina berada di sampingnya dan menemaninya membicarakan sesuatu yang random atau biasanya Gina juga membuat bahan tertawaan yang dapat membuatnya menangis dan juga membuat perutnya sakit karna leluconnya. Ia kangen dengan masa-masa seperti itu bersama Gina. Kini Gina membencinya hanya karena ia tidak mau percaya bahwa Cody menyukainya. Apa bener yang dibilang Gina? Gue rasa, itu nggak bakalan terjadi. Lagian Gue sekolah disini baru 4 bulan dan emang udah nggak kerasa banget.


Daritadi Nisha memikirkan banyak hal, tetapi ia tidak sadar tiba-tiba Jason menghampirinya.

"Sha?" Jason melambai-lambaikan tangannya di depan muka Nisha. "Sha? Hallo?" Jason memiringkan kepalanya sambil melambai-lambaikan tangannya lagi. "kenapa ni anak bengong? kata Jason dalam hati.

"Sha!" Jason sengaja mengencangkan suaranya agar Nisha sadar.

"Eh! ya? Jas? kenapa?" Nisha terlihat bingung dan sama sekali nggak tau kalau Jason sudah berada di sampingnya dari tadi.

"Lo kurang kerjaan banget deh nunggu di depan kelas, emang ngapain sih?" kata Jason.

"Oh, iya ya? gue tadi mau masuk tapi nggak jadi. Gue malah jadi bengong nih, malu-maluin banget!" balas Nisha.

"Oh, gituuu..eh btw bengong, mikirin siapa?? hayooooo? Gue atau Cody??" Ledek Jason. Sebenarnya ia penasaran dengan apa yang dipikirkan Nisha, karena sampai segitunyakah Nisha bengong dan nggak sadar juga kalo namanya dipanggil?

"hmm..engg..Gue nggak mikirin lo berdua. Ogahh, ngapain mikirin kalian berdua?" Kata Nisha sambil memasang senyum terbaiknya agar tidak ketahuan berbohong.

"Ah, masa? Kayaknya gue rada-rada nggak percaya nih..." Jason mengernyitkan alisnya dan melipat kedua tangannya.

"Iyaa, Jadi lo nggak percaya sama gue? Okelah, terserah lo juga" Nisha tiba-tiba merasa bete.

"Iyaiya deh,gue percaya,Sha. Apa sih yang nggak buat lo?" Jason kemudian memasang senyum mautnya.

"Heheehe, thanks Jas" Nisha pun membalas senyumnya.

Tiba-tiba jantung Nisha berdetak kencang. Gue kenapa? Kok kayaknya gue baru rasain sekarang perasaan ini? Nisha kemudian melihat wajah Jason yang kini juga menatapnya. Matanya,.... Ya Tuhan, Mata coklat muda itu..yang membuat nya tidak bisa menolak bila Jason menatapnya. Kenapa matanya begitu membuatnya tenang seperti saat....Cody menatapnya.

Jason menatap mata Nisha. "Kayaknya dia lagi gelisah" itu yang dirasakannya saat ia menatap kedua mata Nisha. Apa ada masalah antara dia sama Cody atau mungkin....Gina? oh iya ngomong-ngomong soal Gina. Ia lupa untuk menanyakan kepada Gina apakah mereka boleh ikut mengerjakan tugas seni musik dengan Cody di rumahnya. Tapi, itu sih gampang, sekarang ia masih ada Nisha di depannya, sedang menatapnya lagi, mata yang membuatnya nyaman juga saat ia menatap kedua matanya itu. Ada sesuatu yang tersembunyi di kedua bola mata itu dan ia ingin tahu.

"Sha, ikut gue yuk" ajak Jason.

"kemana? kan udah mau masuk" jawab Nisha.

"Hmm..bentarrr ajaaa, ya? pleaseee" mohon Jason.

"Yaudah dehh, tapi kalo telat apa risikonya??" tanya Nisha.

"Lo boleh peluk gue, cium gue dan lainnya,oke?" kata Jason dan kemudian menggenggam tangan Nisha.

"Idihhh,kalo itu semua gue nggak mau! Ogahhh" Kata Nisha sambil tertawa. Ia kaget ketika tangannya di genggam oleh Jason, ada sebersit rasa senang dihatinya.

"Yaudah deh,lo boleh jitak gue" kata Jason.

"Sip dehh!" balas Nisha.

Jason akhirnya membawa Nisha ke sebuah tempat. Tempatnya lumayan sepi. Dan Jason membawanya ke tempat duduk di taman sekolah. Taman sekolah tersebut lumayan dekat dengan kelas mereka, dan bila bel berbunyi ,maka akan terdengar juga sampai disini. Jason duduk di salah satu kursi dan ia menepuk-nepuk tempat di sebelahnya, menyuruh Nisha untuk duduk di sebelahnya.

"Sebenernya,lo ngapain sih bawa gue kesini?" tanya Nisha yang sejak dari tadi penasaran.

"Gue pingin berduaan sama lo aja" jawab Jason yang seketika membuat Nisha kaget sekaligus senang.

"Oh gitu..." balas Nisha.


Tiba-tiba suasana menjadi awkward...


Setelah beberapa menit berdiam diri dalam pikiran masing-masing, tiba-tiba bel masuk pun berbunyi. Nisha segera bangkit dari tempat duduknya dan seketika tangannya di tahan oleh Jason.

"Gue sayang sama lo,Sha, dari dulu sampe sekarang" kata Jason yang kemudian mengenggam tangan  Nisha sambil menatap kedua matanya.

"Gue nggak percaya, Gue perlu bukti" jawab Nisha mantap. Sebenarnya ia shock saat mendengar ucapan Jason barusan.

"Gue bakal buktiin ke lo kalo gue serius. Gue udah nunggu lo dari kelas 6,Sha! Waktu itu gue nggak berani ngungkapin perasaan ini ke lo karena gue takut kita bakalan nggak temenan lagi, akhirnya gue berniat jadiin lo sebagai sahabat gue aja, gue pacaran sama cewek-cewek di sekolah lama kita karna gue pingin cari orang yang sama kayak lo, dan setelah beberapa kali pacaran, gue nggak bisa dan nggak bakal mungkin ketemu seseorang kayak lo,Sha" Jason menjelaskan apa yang ia rasakan selama ini kepada Nisha.

"Oke, Gue bakalan tunggu bukti lo, Jas" Nisha kemudian tersenyum.

"Gue boleh nanya sesuatu ke lo?" tanya Jason.

"Boleh,emang apa?" jawab Nisha yang penasaran juga.

"Lo suka sama gue?" tanya Jason lagi. "Lo harus jawab pertanyaan gue, Sha" Jason melanjutkan kalimatnya lagi.

DEG. Serasa kesambar petir. Iya, memang ia menyukai Jason, tapi ada sesuatu yang mengganjal di pikirannya, dan she can't get him of her mind. Orang itu memang menarik dan funny as well, tapi ia lebih menyukai orang yang sedang berada di sampingnya sekarang. Jason adalah cinta pertamanya, sedangnya Cody? Ia hanya sebagai pelarian karna dia tau Jason nggak bakalan menyukainya dan juga karna ia sudah berbeda sekolah dengan Jason, tetapi ketika Jason datang dan mengatakan bahwa ia telah masuk di sekolah yang sama dan masuk ke dalam kelas yang sama dengannya, ia kaget luar biasa dan juga merasa senang. Dunia terasa sedang berbalik dan membuat dirinya berada di atas langit.

"Hmm..Gue.." Nisha bingung untuk menjawab pertanyaan itu.

"Yaudahlah, lo bisa jawab nanti aja, sekarang kita ke kelas aja, takut telat, nanti gue dijitak lagi sama lo" kata Jason dan kemudian menarik tangan Nisha. Keheningan pun terjadi saat mereka berjalan menuju ke kelas.

Nisha dan Jason datang saat murid-murid sedang bersiap-siap untuk berbaris. Cody dan Gina melihat Nisha dan Jason saat mereka baru datang. 

"Co" bisik Gina yang memanggil Cody di sebelahnya.

"Napa?" jawab Cody jutek.

"Lo tau kan, maksud gue?" tanya Gina.

"Kalo gue nggak tau, kenapa gue jawabnya jutek?" balas Cody. Cody melihat Nisha dan Jason masih berpegangan tangan. "Mereka abis dari mana ya?" tanya Cody dalam hati yang sebenarnya ia setengah mati penasaran  dengan apa yang dari tadi mereka lakukan sebelum bel berbunyi.

"Udah gue perkirakan itu,hahahha" Gina pun tertawa dan menonjok pelan lengan Cody.

"Aw! Sakit tau Gin! ternyata cewek-cewek tonjokkannya keras juga ya" Cody menggeleng-gelengkan kepalanya sambil mengusap-ngusap lengannya yang di tonjok Gina.

"Padahal itu pelan loh, masa sakit sih? Hmm, sakit karna gue tonjok lengannya atau karna ngeliat Nisha sama Jason pegangan tangann??" Gina meledek Cody dan kemudian melanjutkan kalimatnya "Noh, liat tuh mereka masih pegangan tangan, Ehem!" 

"iye, gue udah liat! Gue males ngeliat lagi" Cody lama-lama menjadi bete.

"Eh, btw kalian jadi kerjain tugas seni musiknya hari ini?" tanya Gina.

"iya, Jason udah tanya ke lo?" tanya Cody.

"Blom, mungkin nanti,kita liat aja nanti" jawab Gina.


                                                                           ***

Selama pelajaran, Nisha merasa bingung dan gelisah karena... JASON BARU AJA MENYATAKAN PERASAANNYA TADI! Nisha kaget luar biasa. Ia nggak tau mau mengatakan "iya" atau "nggak" saat nanti Jason menanyakan pertanyaan yang belum terselesaikan tadi.

Tiba-tiba Nisha mendengar Jason berbisik-bisik dengan Cody. Ia tidak tau apa yang mereka bicarakan tapi..kayaknya penting banget dan mereka serius banget.

"Co..Sorry ya gue nggak jadi ikutan dateng ke rumah lo buat bikin tugas seni musik bareng si Gina juga. Kapan-kapan aja deh ya gue datengnya" bisik Jason saat guru sedang menulis sesuatu di papan tulis.

"iya gapapa kok, lain kali juga bisa kok" balas Cody.

"Sipp dehh" kata Jason.

"btw, lo kenapa nggak jadi dateng ke rumah gue?" tanya Cody.

"Ada dehhh..rencana besok gitu..pokoknya R-A-H-A-S-I-A" Jason menyunggingkan senyumnya.

"iya deh..... yang main, rahasia-rahasian" balas Cody.

"Hehehe,sorry broo. Tapi kalo yang ini bener-bener rahasia" kata Jason.

"Hey! kalian berdua diam! Mau saya hukum?" Teriak Mr. Dani, guru ter-killer di satu sekolah ini.

"Sorry, sir" kata Cody dan Jason berbarengan.

"Shit! Rencana gue sama Gina, nggak berhasil!" kata Cody dalam hati.

                                                                                 ***


Bel tanda istirahat berbunyi. Semua anak-anak berhambur keluar kelas, terutama Nisha. Nisha mencari Jason, tetapi ia sama sekali tidak menemukannya. Nisha akhirnya sendirian berjalan ke kantin untuk makan. Biasanya, ia pergi ke kantin dengan Gina, tetapi sekarang tidak.

Nisha sudah sampai di kantin dan duduk di tempat yang belum di tempati oleh anak-anak yang lain. Nisha kemudian mengeluarkan kotak makan, lalu memakan masakan yang dibuat mamanya tadi pagi. Ketika sedang memakan makanannya, tiba-tiba seseorang duduk di kursi depannya. Sepertinya Nisha mengenal dia, tapi siapa? Nisha tidak mau melihat orang itu, ia kemudian melanjutkan makannya tanpa menghiraukan orang asing yang duduk di depannya itu. Saat ia menunduk, seragam orang tersebut kelihatan."Dia pake seragam NIS, dan dia pasti anak sini" kata Nisha dalam hati. Nisha sedang memikirkan kemungkinan siapa orang itu, ketika orang itu mengatakan..




"Hey, Can i sit here?" katanya.





Dan dari suaranya dia jelas-jelas adalah seorang laki-laki. Ketika Nisha mengangkat kepalanya untuk melihat orang tersebut.........








To be Continued....