Tuesday, August 30, 2011

#TheStory (Part 3: Impossible things could happen, right?)

Nisha terbangun saat jam Alarm nya berbunyi, waktu menunjukkan jam setengah 6 pagi. Nisha langsung turun dari tempat tidurnya kemudian mandi dan memakai seragam sekolahnya. Setelah selesai Nisha langsung turun ke bawah, duduk di meja makan, lalu mengambil roti, Nisha mengoleskan mentega pada roti tersebut, lalu ia menuangkan meses cokelat di atasnya. Nisha memang penggemar berat cokelat.

"Good morning dad!" sapa Nisha pada Papanya.

"Good morning too, Sha, so this is your 2nd day of your new school right?" Tanya Papa Nisha.

"Yeah" jawab Nisha singkat.

"so, what do you think?" tanya Papa Nisha.

"What?" Nisha heran.

"about the new school, of course!" Papa Nisha menjelaskan pada Nisha yang kebingungan.

"Oh, the new school..uhmm...not bad at all" ujar Nisha sambil memakan rotinya yang tadi ia buat.

"Wow, that’s great then" Papa Nisha hanya mengangguk, lalu melanjutkan membaca koran.

Waktu sudah menunjukkan jam 6 lewat, Nisha dan Papanya harus segera berangkat. kalo nggak, Nisha bisa aja telat untuk ke sekolah nanti. Seperti biasa, Nisha datang disaat sebelum bel berbunyi. Anak-anak murid yang lain termasuk Nisha sedang berbaris lalu masuk ke dalam kelas. Pelajaran pertama B.inggris. lumayanlah, ga susah-susah juga kan b.inggrisnya. eh, Cody mana ya? kok bangku sebelah gue masih kosong? padahal pelajaran udah mau di mulai. 

tok,tok,tok

pintu terbuka dan terlihat Cody disitu sedang merangkul tasnya.

"Maaf miss, saya telat" ujar Cody pada guru b.inggris sambil ngos-ngosan.

"You have to talk in English everytime you’re in my class. Including all student in this class” ucap guru bahasa inggris itu dengan tegas.

"Okay mi-" perkataan Cody dipotong oleh sang guru, “cause you’re late, you have to stand during my lesson.  And don’t ever be late again. Understand?”

“Yes, I understand miss. I’m sorry” ucap Cody sambil menunduk dan berjalan ke tempat duduknya.

“Since I’m the new teacher, replacing Miss Margareth the old teacher, I bet all of you don’t know my name. Well, class you can call me ‘Miss Cecilia’ “ kata miss Cecil sambil menulis namanya besar-besar di papan tulis.

“So let’s just start our lesson. Class, please open your book on page 3. And do the exercise number 1-5. I’ll give you 30 minutes ” perintah Miss Cecil dan kembali duduk di tempatnya.

Gila! Nih guru galak amat yak. Perasaan di sekolah gue dulu kalo telat, paling ditegur dong. Ini disuruh berdiri! Kan kasihan Cody” batin Nisha dalam hati sambil membuka halaman 3 dan mulai mengerjakan soal-soal disana.

Tidak sampai 30 menit, Nisha sudah selesai mengerjakan soal-soal yang diperintahkan. Dari dulu, pelajaran favorite Nisha adalah bahasa inggris. Tidak heran, di sekolahnya yang dulu, Ia sering menjuarai berbagai lomba speech contest. Ditambah, mama papanya sering berbicara bahasa inggris padanya. Karena tidak tahu ingin berbuat apa di sisa-sisa waktu sampai tugas yang diberikan akan dibahas, Nisha pun iseng melirik ke sebelah kanannya. Ya, disitulah Cody sang superstar yang banyak diidolakan jutaan gadis remaja di luar sana, dan termasuk Nisha sendiri. Entah mengapa Nisha ingin tertawa, karena sedari tadi Cody mengoyang-goyankan kakinya. Dan kelihatan sekali ia sangat pegal berdiri. Tanpa disadari, Cody melihat Nisha senyum-senyum sendiri.

“Eh, ngapain lo senyam-senyum sendiri? Ada yang salah sama gue?” Tanya Cody sambil mengerutkan alisnya.

“Eh,..hmm nggak kok. Gak ada apa-apa” jawab Nisha bohong.

“Yeah, yeah, yeah. Whatever!” jawab Cody agak nyolot.

“Who’s talking there? Nisha, Cody! You’re not allowed to talk during my lesson. So, Nisha you have to stand up” perintah Miss Cecil.

“But miss, he started it first” jawab Nisha mencoba membela diri.

“No excuses.  Stand up? Or go out from my class?” Miss Cecil sudah memasang tampang marah.

“Okay miss” ucap Nisha sambil berdiri. Dan saat Nisha menengok ke arah Cody, Cody sudah menahan tawa. Nisha kesal setengah mati pada Cody. Tapi Nisha tidak bisa berbuat apa-apa. Kita pun tau bahwa Nisha sangat mengiidolakan Cody.

***

Jam istirahat pun tiba. Sedari tadi, perut Nisha berbunyi tanda minta diisi makanan. Sambil membereskan alat-alat tulis yang bertebaran di meja, Nisha mengajak Gina untuk ke kantin. Sesampainya di kantin, Nisha buru-buru memesan mie ayam, sedangkan Gina memesan bakso. Setelah memesan, mereka pun mencari tempat duduk yang nyaman, dan menunggu pesanan mereka sambil ngobrol.

“Gin, sumpah ya tadi selama pelajaran bahasa inggris gue kesel banget sama Cody gak pake aja!” ungkap Nisha dengan wajah cemberut.

“HAHAHA. Aduh gue ngakak liat kelakuan lo berdua! Udahlah udah lewat ini kejadiannya. Just forget it. Jadi, udah gak ngefans lagi nih sama Cody?” ejek Gina pada Nisha.

“Masih lah! How could I won’t be his number one fan again? Walaupun dia gitu ke gue, dan alhasil gue marah. Tetep aja gue bakalan jadi fans setianya” jawab Nisha sambil cengegesan. Ia sudah lupa, bahwa tadi ia sangat kesal pada Cody.

“By the way, Angie itu siapanya Cody ya, Gin? I’m still curious” Tanya Nisha yang sejak kemarin penasaran.

“Oh,..That Angie?” ucap Gina sambil menunjuk orangnya dengan lirikan mata, yang sedang cekikikan dengan teman-temannya. “Well, FYI dia itu ketua cheerleader di sekolah kita. Dan lo pasti udah tau, dimana-mana ketua cheer pasti orang yang dikenal eksis” Gina melanjutkan, “Soal dia itu siapanya Cody? Sebenarnya bukan siapa-siapanya. Si Angienya aja yang kegatelan terus kebelet pengen jadi pacarnya Cody. Padahal Cody cuek-cuek tuh. So, don’t worry. He’s still single and don’t believe all the gossips out there” jawab Gina panjang lebar.

“Thank God. Berarti masih ada kesempatan buat gue dong? Impossible things could happen, right?” ucap Nisha dengan pedenya.

“Yeah, yeah, whatever you say lahh” ujar Gina meng-iyakan ucapan teman barunya ini. Walaupun baru kenal kemarin, Gina sudah akrab sekali dengan Nisha.

Makanan yang dipesan pun datang, dan sudah ada didepan mereka. Tanpa menunggu lagi, merekapun menyantapnya dengan lahap. Seperti tidak pernah diberi makan selama berabad-abad.

***


Nisha merasa sangat capek, padahal ia tidak melakukan hal-hal yang berat. Di sekolah tadi pun belum diberikan PR. Sebelum beranjak tidur, Ia ingin membuka personal dan fanbase accountnya.

Nisha meng-klik Google chrome dan membuka tab twitter, memasukkan nama ‘NishaMichael’ dan passwordnya. Hal pertama yang dilihat Nisha adalah mentions. “Paling gak ada mention buat gue…eh tunggu…Gina?” gumam Nisha dalam hati.


@ReginaMaxwell:
“Impossible things could happen.”--@NishaMichael.


Nisha pun me-retweet balik Gina.


@NishaMichael:
"eh ngomong2 ini kan yang gue blng tadi di kantin-__-RT @ReginaMaxwell: “Impossible things could happen.”--@NishaMichael." 

@ReginaMaxwell:
"@NishaMichael emang iya-_-yg penting gue tulis yg ngomong itu lo. Daripada engga? Btw, si ‘itu’ barusan ngetweet :P"

@NishaMichael:
"@ReginaMaxwell apa kata lo deh-,- Hah?iya?bentar nt gue liat. Ngomong2 jangan di frontalin di sini dong Ginn…"


Merekapun saling mention-mentionan,  karena Nisha ingin buru-buru melihat apa yang Cody tweet, ia pun buru-buru mengakhiri pesta mention-mentionan dengan Gina. Nisha pun sign out dari personal accountnya, dan membuka Fanbase accountnya. Ia sengaja membuka profile Cody lewat @Cody1stGF agar sekalian ngetweet.

“Jadi inget waktu si Cody follow back gue di @Cody1stGF, inget banget waktu itu tanggal 14 Maret 2011” ucap Nisha sambil senyum-senyum sendiri. “Tapi gue gak berani follow dia di personal account gue. Kapan-kapan aja deh, kalau dia udh tau keberadaan gue. Mungkin nama gue pun dia gak tau” Nisha melanjutkan.

Oh iya hampir lupa mau buka profilenya Cody…

Profile twitter Cody sudah terpampang di layar Macbook Nisha, dan…..jantung Nisha serasa berhenti saat itu juga.



***


*Selesai juga Part 3 nya. Dan kali ini, hampir semua part 3nya Kakak gue yang bikin, padahal gue ga nge-bolehin dia bikin, eh malah maksa-_-

Apa yang ditulis Cody sehingga Nisha sebegitu kagetnya? Tunggu lanjutannya di Part 4 yaa. Btw, thanks for reading! Mohon kritik dan sarannya di sini atau di twitter :)

No comments:

Post a Comment